Mawatu Resort Babat Mangrove untuk Bangun Tanggul, AHY: Mangrove Itu Tanggul Alami

Hal itu dikatakan AHY saat rapat koordinasi membahas pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall dan juga penanganan banjir. Rabu, [19/3] lalu.
Menurut AHY, pembangunan tanggul tak mestinya menggunakan batu batu atau beton.
Baca Juga:
"Ada beberapa yang masih bisa pendekatan lain, ada gray solution dan green solution. Bisa green solution pake mangrove dan sebagainya atau kombinasi beton dan green solution," tegas AHY.
AHY meminta untuk menyelesaikan masalah tanpa harus merusak ekologi.
"Kalau semua tak memadai maka baru dipikirkan tanggul laut. Jadi selesaikan masalah tanpa rusak ekologi dan rusak penghidupan masyarakat pesisir," tegasnya.
Sementara itu, di Labuan Bajo, Mawatu Resort membabat sejumlah Mangrove.
Sebelumnya pembabatan mangrove itu untuk kepentingan reklamasi untuk mendukung pengembangan pembangunan Mawatu Resort.
Namun, setelah ada penangkapan para penambang pasir ilegal yang disewa oleh Mawatu Resort, pihak Mawatu beralasan bahwa batu batu besar yang telah tersusun rapi menyerupai pagar laut itu bukan untuk kepentingan reklamasi melainkan sebagai tanggul untuk menahan abrasi.
Alih alih membangun tanggul, Mawatu Resort justru telah membabat ratusan pohon Mangrove yang sejak dulu menjadi tanggul alami dan tempat hidupnya ekosistem laut.
Aktivitas Mawatu Resort itu mendapatkan kecaman dari Wahana Lingkungan [Walhi] NTT.
Kepala Bidang Advokasi Walhi NTT, Yuvensius Stefanus Nonga mengatakan pembabatan mangrove dan rencana reklamasi itu akan berdampak buruk pada ekosistem laut.

Mantan Kades dan Bendahara Ditahan Kejari Labuhanbatu, Diduga Korupsi Dana Desa 1,6 Milyar Rupiah

Ketua PSI Sergai dan Ketua MUI Jalin Silaturahmi

Seorang Warga Medan Ditangkap di Labuhanbatu Utara Lantaran Bawa Sabu 100 Gram

Lapas Padangsidimpuan Jadi Tuan Rumah Tasyakuran HBP Ke-61 Wilayah Tabagsel

Apakah Komodo Viktor dan Komodo Edi Masih Hidup di KSDA Wae Wu'ul?
