Harga Emas di Pola 'Dead Cat Bounce'

Bandingkan dengan pergerakan emas pada Januari yang melambung 5,7%. Sang logam mulia bahkan menembus US$ 1.900 untuk pertama kalinya sejak April 2022.
Penguatan emas pada Januari ini terjadi setelah emas loyo di hampir sepanjang Maret-Desember 2022. Emas melemah setelah bank Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 450 bps sejak Maret 2022.
Analis independen Ross Norman menjelaskan tren pelemahan emas say ini menunjukkan sang logam mulia ada di fase atau pola "dead cat bounce".
Investor biasanya terjebak ke dalam pola tersebut dan merugi. Pola tersebut merujuk pada kenaikan harga aset secara sementara di tengah kondisi bearish atau dalam tren pelemahan yang panjang.
"Emas tengah dalam pola "dead cat bounce" atau pemulihan sementara waktu setelah penurunan yang signifikan atau pulih karena bargain hunting. Kekhawatiran resesi sempat menopang emas," tutur Norman, dilansir CNBC Indonesia.
Harga emas melemah pada pagi hari ini karena data penjualan ritel dan indeks harga produsen di AS naik di atas ekspektasi.
Indeks harga produsen naik 0,7% pada Januari 2023, lebih tinggi dibandingkan estimasi pasar yakni 0,4%.
Baca Juga:

Membayangkan NTT 2045: Emas atau Was-was?

Gubernur Melki: Otonomi Daerah Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

BPN Mabar Tak Keluarkan Peta Bidang Tanah Bendung Anak Munting, Ganti Rugi Lahan Gagal

Diduga Tak Miliki Izin BPOM, Aek Lan dan Madina Murni Dilaporkan

Kabur selama 10 Bulan ke Riau, Polsek Dolok Masihul Berhasil Amankan Budi yang Nyuri Uang dan Emas
