Jelang 40 Tahun SMPK ST Gabriel, Doris Rihi Ajak Seluruh Alumni Memaknai Kembali Tujuan Pendidikan
Baca Juga:
Kepada seluruh siswa di lembaga pendidikan ini, Doris Rihi mendorong agar selalu tekun meningkatkan kompetensi diri dengan belajar dan membaca.
"Luangkan waktu untuk baca meski sedikit. Pasti sedikit demi sedikit akan membuka cakrawala berpikir kita dan akan berpengaruh pada cara pikir dan cara bertindak kita ke depan. Ke depan, butuh orang yang berkualitas untuk menghadapi perubahan jaman yanga ada," ajaknya.
Doris Rihi juga menegaskan keberpihakan pemerintah dalam mendukung pendidikan di setiap lembaga pendidikan serta mengapresiasi kehadiran dan keterlibatan gereja dalam pengembangan pendidikan di Flores Timur.
"Terima kasih kepada gereja dan semua pihak yang terlibat. Pemerintah juga tidak akan menutup mata, tapi keadaan kita memang seperti itu yang ada di Flores Timur, tidak hanya SMPK St. Gebriel, tetapi banyak sekolah yang memiliki keadaan yang berharap perhatian Pemerintah. Tahun ini ada beberapa fasilitas pendidikan yang akan disentuh, yang sangat parah mulai yang terdampak erosi, yang masih memilki dinding bambu akan diperhatikan. Selain itu ada infrastruktur jalan dan lain-lain," jelasnya.
Doris Rihi selanjutnya berharap masukan dan ide bagi pembangunan dan pemerintahan.
"Bupati bukanlah orang yang sangat sempurna, tetapi juga butuh masukkan untuk membangun daerah ini. Penjabat Bupati juga menjamin bahwa semua hal yang untuk membangun daerah dan masyarakat Flores Timur tidak akan dilakukan secara individual. Semuanya dalam kerangka aturan. Kalau ada hal-hal yang tidak jelas mari kita komunikasikan," sebutnya.
Momentum ini juga dimanfaatkannya untuk menyampaikan terima kepada semua pihak yang hadir dalam rangka mensukseskan prosesi Semana Santa dan Festival Bale Nagi di Larantuka.
"Keberhasilan Semana Santa dan Festival Bale Nagi sesungguhnya adalah keberhasilan masyarakat Flores Timur yang didukung oleh semua pihak yang dengan tertib melaksanakan dua event ini," tuturnya.
Kepala SMPK St. Gabriel, Sr. M. Varena, PRR, dalam sambutan menyongsong panca windu ini menjelaskan bahwa dalam banyak konteks dimaknai sebagai sebuah penggalan perjalanan waktu untuk dikenang, disyukuri dan dirayakan.
"Tentu selama 40 tahun dengan dinamika sebagai bagaian yang tak terpisahkan dari penggalan kisah dan cerita baik yang tercatat terpatri maupun yang tertinggal tetap hanya sebagai sebuah cerita. Tepatnya 40 tahun sekolah ini tanggal 18 Juli 1983 sekolah ini didirikan. Dilatari oleh dinamika kehidupan masyarakat sekitar kompleks komunitas biara suster-suster Putri Reinha Rosari yang peduli akan pentingnya pendidikan tingkat SMP. Hal ini sejalan dengan salah satu tugas kongregasi. Mendirikan dan menjalankan sebuah lembaga pendidikan formal yang bernuansa Katolik tentu tidak mudah seperti yang kita bayangkan, apalagi ini sekolah ini benar-benar berdiri dan berjalan dengan mengandalkan semata-mata kemampuan diri sendiri serta selalu bersandar pada pertolongan melalui Santa Maria Reinha Rosari sebagai pelindung utama Kongregasi," sebutnya.