PBB: Gaza Sudah Tidak Dapat Dihuni, Kelaparan Massal akan Terjadi
Redaksi - Sabtu, 06 Januari 2024 15:00 WIB

Istimewa
bulat.co.id - GAZA | Kepala Urusan Kemanusiaan PBB Martin Griffiths sebut Gaza sudah tidak dapat dihuni, setelah tiga bulan perang Israel-Hamas, dan bencana kesehatan masyarakat sedang terjadi di sana.
"Orang-orang di Gaza menghadapi tingkat kerawanan pangan tertinggi yang pernah tercatat dan kelaparan massal akan segera terjadi," ujar Martin Griffiths pada Jumat (5/1/24).
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan itu mengatakan puluhan ribu orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas atau terluka. Banyak keluarga tidur di tempat terbuka karena suhu udara turun menjadi sangat dingin. Kemudian kawasan di mana warga Palestina diminta untuk pindah telah di bom.
Beberapa rumah sakit yang berfungsi kini kewalahan dan kekurangan pasokan. Penyakit menular menyebar, dan di tengah kekacauan tersebut, sekitar 180 wanita Palestina melahirkan setiap hari.
Griffiths menegaskan kembali tuntutan PBB untuk segera mengakhiri perang dan pembebasan semua sandera. "Sudah waktunya bagi komunitas internasional untuk menggunakan seluruh pengaruhnya untuk mewujudkan hal ini," tegasnya.
Dia mengatakan komunitas kemanusiaan menghadapi misi hampir mustahil untuk bisa membantu lebih dari 2 juta orang di Gaza, di saat para pekerja bantuan terbunuh, pemadaman komunikasi terus berlanjut, jalan-jalan rusak, konvoi truk membawa bantuan ditembaki.
Sementara itu, badan anak-anak PBB UNICEF mengatakan, sebagian besar anak kecil dan perempuan hamil di Jalur Gaza tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi dasar mereka. "Anak-anak di Jalur Gaza menghadapi tiga ancaman mematikan pada kehidupan mereka, ketika kasus penyakit meningkat, gizi buruk dan meningkatnya permusuhan," kata UNICEF.
"Ribuan anak telah meninggal akibat kekerasan tersebut, sementara kondisi kehidupan anak-anak terus memburuk dengan cepat, dengan meningkatnya kasus diare dan meningkatnya kesulitan pangan di kalangan anak-anak, meningkatkan risiko meningkatnya kematian anak," tambahnya.
Hanya sedikit bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah Palestina itu. Kurang dari 200 truk bantuan masuk setiap hari, kurang dari setengah jumlah truk bantuan sebelum perang, dan kelompok bantuan mengatakan pertempuran telah menghambat distribusi bantuan.
"Anak-anak di Gaza terjebak dalam mimpi buruk yang semakin memburuk dari hari ke hari," kata Catherine Russell, direktur eksekutif UNICEF.
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait

RSU. Melati Perbaungan: Tidak Benar Telantarkan Pasien Lakalantas, Korban Kami Rawat dengan Baik

PN Sei Rampah Nyatakan Gugatan Guntur Siadari dan Kawan-Kawan Tak Dapat Diterima, Fakta Sidang Pertanyakan Integritas Kuasa Hukum Penggugat

Kisruh Desa Gunung Tua Julu, Camat Panyabungan Tegaskan Tak Akan Pernah Keluarkan Rekomendasi Pergantian Perangkat Desa

Area Alun-alun dan Masjid Agung Tanpa PJU, Warga Keluhkan Suasana Gelap Gulita

Tingkatkan Kompetensi Perangkat Desa, Pemkab Sergai Gelar Bimtek Pertanggungjawaban Keuangan

Marak Galian C Diduga Ilegal, Kades Pematang Labura : Tangkapkan Terus.
Komentar
Berita Terbaru

Polsek Kualuh Hilir Gerebek Sarang Narkoba di Desa Air Hitam

Polsek Marbau Polres Labuhanbatu Ringkus Seorang Lansia Pengedar Sabu

Personel Posko KBN Polsek Na IX-X Sosialisasikan Bahaya Narkoba

Antisipasi Peredaran Narkoba, Satres Narkoba Lakukan Patroli di Pajak Hongkong

Buron 10 Tahun Terpidana Seumur Hidup Kasus Ratusan Kilogram Ganja Diamankan Tim Tabur Kejati Sumut

KIM Plus Sumut Soroti Dugaan Sarang Kejahatan di Rutan Kelas I Medan: Narkoba dan Scammer Terorganisir

PPMSU Resmi Serahkan Aduan Dugaan Penggelapan Aset PDAM Tirta Wampu ke Kejatisu: Diduga Dilakukan Dirut
