Jejak Perjuangan Ratu Kalinyamat, Bangsawan yang Akan Dinobatkan Jadi Pahlawan Nasional pada 10 November 2023

"Presiden RI telah menyetujui dan menetapkan beberapa tokoh Calon Pahlawan Nasional untuk dianugrahkan Gelar Pahlawan Nasional yang akan diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 10 November 2023 di Istana Negara," dalam surat resmi dari sekretariat kepresidenan RI, Selasa (7/11).
Selain Ratu Kalinyamat dari Jepara, Jawa Tengah juga ada lima tokoh lainnya yang akan mendapat anugerah Pahlawan Nasional.
Baca Juga:
Lima tokoh tersebut adalah Ida Dewa Agung Jambe dari Bali, Bataha Santiago dari Sulawesi Utara, M. Tabrani dari Jawa Timur, K.H Abdul Chalim dari Jawa Barat, dan K.H. Ahmad Hanafiah dari Lampung.
Lalu, siapakah Ratu Kalinyamat? Bagaimana perjuangannya hingga diberi gelar Pahlawan Nasional?
Ratu Kalinyamat merupakan salah satu tokoh maritim dan ratu di Jepara, Jawa Tengah. Ia termasuk golongan bangsawan yang berperan besar dalam melawan penjajahan Portugis di Indonesia.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan, perjuangan gigih Ratu Kalinyamat melawan penjajah sudah diakui dunia.
Ia menyatakan, sepak terjang Ratu Kalinyamat di abad ke-16 menunjukkan saat itu nusantara mampu membangun kekuatan maritim, sehingga mampu menjaga wilayah kedaulatan negara.
Setidaknya ada 4 poin perjuangan Ratu Kalinyamat, yaitu:
1. Berjasa pada Bangsa dan Berjuang melawan kolonialisme
Ratu Kalinyamat melakukan perjuangan melawan kolonialisme Portugis di Malaka dan Maluku. Tercatat ada empat kali ia mengirim pasukan untuk menyerang Portugis.
Pertama tahun 1551 Ratu Kalinyamat bersama Johor mengirim pasukan ke Malaka. Pada tahun 1564–1565 membela dan mengirim pasukan ke Hitu. Kemudian ketiga, pada tahun 1568 mengirim pasukan ke Malaka, dan keempat tahun 1574 mengirim pasukan ke Malaka.
Ratu Kalinyamat telah mengirim armada perang melawan kolonialisme Portugis sebanyak empat kali. Itu artinya, peran Ratu Kalinyamat tidak hanya dalam lingkup lokal, tetapi juga lingkup regional dan nasional.
Dalam konteks sekarang ini, dapat dimaknai bahwa Ratu Kalinyamat mempunyai jiwa dan semangat nasionalisme yang cukup kuat melawan kolonialisme.
Pada saat itu kolonialisme Portugis tidak hanya merugikan pedagang Jepara, tetapi juga pedagang lain yang ada di Nusantara. Ini artinya bahwa Ratu Kalinyamat memikirkan kepentingan yang lebih luas, tidak hanya mementingkan dirinya sendiri.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat menggelar diskusi Ratu Kalinyamat yang mengundang anggota Wantinpres Habib Luthfi.

Besok Pengamanan Nataru Dimulai

Bawaslu Karo Nyatakan Pilkada 2024 Sukses

Kejari Karo Peroleh Juara Tiga Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi

Residivis Sabu Kembali Ke Jeruji Penjara

Perayaan Natal Bersama Pemkab Karo Tahun 2024
