Jejak Perjuangan Ratu Kalinyamat, Bangsawan yang Akan Dinobatkan Jadi Pahlawan Nasional pada 10 November 2023

2. Memiliki integritas moral dan keteladanan
Sebagai putri dari Sultan Trenggana, Ratu Kalinyamat dipercaya mendidik Pangeran Arya atau Pangeran Jepara, putra Sultan Hasanudin dari Banten.
Baca Juga:
Pada tahun 1579, ketika Ratu Kalinyamat telah meninggal dunia, Pangeran Arya yang bergelar Pangeran Jepara menjadi penguasa Jepara menggantikan Ratu Kalinyamat.
Setelah Pangeran Hadiri meninggal pada 1549, Ratu Kalinyamat tetap menjanda hingga meninggalnya (1579). Ratu Kalinyamat, dapat memberikan keteladanan dalam segala aspek.
Dari sisi agama, selain berguru pada Sunan Kudus, dia mendirikan masjid Mantingan tahun 1559 yang ditandai adanya candra sengkala "rupa brahma warna sari."
Masjid peninggalan Ratu Kalinyamat masih berdiri hingga saat ini. Masjid ini merupakan lembaga yang mengajarkan nilai-nilai luhur yang berkaitan dengan moral masyarakat.
Dari aspek budaya, pada masa kepemimpinannya lahir kerajinan ukir yang ditandai adanya motif ragam ukir di dinding masjid Mantingan.
Motif ukir di masjid Mantingan merupakan motif lokal Jepara sebagai bentuk perpaduan antara motif China, motif Hindu, dan motif Islam. Ini menandakan Ratu Kalinyamat merupakan perintis lahirnya ekonomi kreatif ukir di Jepara.
3. Memiliki Akhlak yang Baik
Ratu Kalinyamat adalah seorang istri yang setia kepada suaminya dan menyayangi keluarganya. Ratu Kalinyamat beserta suaminya, Pangeran Kalinyamat (Pangeran Hadiri) sangat sedih atas kematian saudaranya, Sunan Prawata sehingga Sang Ratu naik banding ke Sunan Kudus.
Ratu Kalinyamat seorang yang berahlak baik sehingga Ratu Kalinyamat mau menjadi pelindung anak-anak saudaranya. Dua anak almarhum Sunan Prawata yang dibunuh Arya Penangsang diambil sebagai anak angkat. Selain itu, Pangeran Arya, anak Sultan Hasanudin dari Banten, bahkan diangkat sebagai putra mahkota Jepara karena Ratu Kalinyamat tidak memiliki anak.
4. Setia pada Bangsa dan Negara
Peperangan melawan kolonialisme Portugis dalam empat serangan ke Malaka dan Maluku tahun 1551 ke Malaka, 1564–1565 ke Hitu, 1568 ke Malaka, dan 1574 ke Malaka, menunjukkan bahwa Ratu Kalinyamat merupakan sosok yang setia terhadap wilayah yang sekarang menjadi NKRI
Meskipun serangan ini juga gagal, tidak membuat Ratu Kalinyamat menyerah dan berkhianat untuk bekerja sama dengan penjajah Portugis. Ratu Kalinyamat tetap berjuang melawan hegemoni Portugis dan tidak ada satu sumber pun yang menyebutkan Ratu Kalinyamat bekerja sama dengan Portugis sampai meninggal tahun 1579.

Besok Pengamanan Nataru Dimulai

Bawaslu Karo Nyatakan Pilkada 2024 Sukses

Kejari Karo Peroleh Juara Tiga Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi

Residivis Sabu Kembali Ke Jeruji Penjara

Perayaan Natal Bersama Pemkab Karo Tahun 2024
