Harga CPO Berfluktuasi, Yang Penting Petani Sawit Masih Untung

Sementara itu, dorongan kenaikan harga CPO lebih banyak dipicu oleh membaiknya sisi demand untuk kacang kedelai.
Jadi fluktuasi pada harga CPO tidak terlepas dari fluktuasi pada komoditas lain di pasar internasional. Sejauh ini, sisi persediaan dan permintaan menunjukan adanya kemungkinan dimana pasr akan bergerak sangat volatile dalam jangka pendek.
Baca Juga:
Untuk harga CPO di tanah air sendiri, saya menilai nantinya pembentukan harga CPO di tanah air akan sangat bergantung pada demand yang mengalami peningkatan.
Sejauh ini, rencana pemerintah untu mendorong penggunaan sawit sebagai biodiesel (B40), berpeluang mendorong kenaikan harga nantinya.
Disisi lain, penyerapan minyak CPO dari tanah air oleh Negara importir juga masih dipertanyakan keberlangsungannya. Dikarenakan terjadi perlambatan pada kinerja ekonomi di Negara tujuan ekspor.
Sehingga harga CPO dalam jangka pendek juga masi berpeluang untuk berfluktuasi seiring dengan dinamika ekonomi di tanah air dan di Negara lain. Yang penting harga TBS di level petani ini yang harus bisa ditas harga keekonomiannya.
Dengan realisasi harga CPO yang masih di atas 3.200 ringgit per ton, ditambah dengan nilai tukar petani perkebunan yang jauh di atas 100, memberikan gambaran bahwa petani sawit sejauh ini masih diuntungkan dengan fluktuasi harga CPO.

Warga di Manggarai Barat Masih Menggunakan Kerbau untuk Pikul Hasil Pertanian

Frid Ndarung: Pernyataan Yopi Soal Beras Lembor itu Persoalan Dia

Bicara Political Will, Frid Ndarung: Edi Weng Belum Maksimal

Klarifikasi atas Tuduhan Kriminalisasi: Penegakan Hukum Harus Berdasarkan Fakta!

Petani di Sergai Keluhkan Rencana PT Alindo Diduga Ambil Alih Lahan
