Harga Emas Anjlok Karena Dolar AS

Istimewa
Emas
Membaiknya dua data tersebut bisa membuat pelaku pasar mengkhawatirkan jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) masih akan mempertahankan kebijakan agresifnya, dan dolar AS berbalik menguat. Padahal, ekspektasi pelonggaran tengah kencang setelah The Fed mengatakan siap melakukan kenaikan suku bunga secara moderat.
"Data PMI sektor jasa lebih kuat dari dugaan sehingga membuat investor menjual aset emas. Pelaku pasar melihat The Fed akan lebih hawkish," tutur Streible, dikutip CNBC.
Kebijakan agresif The Fed menjadi musuh emas tahun ini. Emas ambruk setelah The Fed menaikkan suku bunga secara agresif. Suku bunga sudah naik 375 bps menjadi 3,75-4,0% pada Oktober 2022 dari 0-0,25% pada Maret 2022.
Sepanjang periode tersebut emas suda melandai US5 158,74 per troy ons atau sekitar 8%.
Analis dari UBS Giovanni Staunovo mengatakan pergerakan emas ke depan masih berat karena terkena dampak ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed.
Editor
:
Tags
Berita Terkait

Membayangkan NTT 2045: Emas atau Was-was?

Gubernur Melki: Otonomi Daerah Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Diduga Tak Miliki Izin BPOM, Aek Lan dan Madina Murni Dilaporkan

Kabur selama 10 Bulan ke Riau, Polsek Dolok Masihul Berhasil Amankan Budi yang Nyuri Uang dan Emas

Santri Ponpes Darul Zakir Alwi Raih Medali Emas Tingkat Nasional, Riau Open Competition 2025

IHSG Terseret Buruknya Kinerja Bursa Di Asia, Harga Emas Lanjutkan Kenaikan
Komentar