Akses ke Mawatu Resort Tertutup untuk Publik Setelah Berita Tentang Reklamasi dan Pagar Laut Viral

Selain menutup akses publik, polemik reklamasi pantai juga belum jelas. Awalnya pembangunan yang menjadi tanggung jawab PT. Graha Properti Sentosa itu berencana melakukan reklamasi.
Beberapa tindakan persiapan telah dilakukan seperti membabat sejumlah mangrove, membeli pasir yang ditambang secara ilegal dan memagari laut sebagai pembatas untuk reklamasi.
Baca Juga:
Namun, setelah Lanal Labuan Bajo menangkap sejumlah penambang dan diberitakan secara maraton oleh media, Mawatu beralibi bahwa pagar laut itu bukan untuk reklamasi melainkan sebagai tanggul untuk menahan abrasi.
Namun, pihak Mawatu sendiri menolak untuk diwawancara.
Pada Kamis, [13/3] siang sejumlah awak media mendatangi kantor manajemen Mawatu untuk wawancara. Setelah menunggu beberapa menit, seorang sekuriti memberitahu bahwa, Alfred, orang yang bertanggung jawab dalam proyek Mawatu Resort sedang banyak kerjaan. Alfred meminta untuk bertemu pada Sabtu, [15/3] .
Pada Sabtu, [15/3] siang, sejumlah awak media kembali mendatangi kantor manajemen Mawatu Resort untuk memenuhi janji Alfred.
Namun, seorang sekuriti yang sedang bertugas menginformasikan bahwa Alfred telah terbang ke Jakarta. Namun, sekuriti itu tidak memastikan kapan Alfred terbang.
Awak media meminta izin untuk kembali melihat pagar laut dan mangrove yang telah dibabat. Namun tidak diizinkan.
Kata sekuriti itu, wilayah itu tidak bisa diakses oleh publik.
Penutupan itu dilakukan setelah media memberitakan polemik reklamasi itu secara maraton.

Gubernur Melki: Otonomi Daerah Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Gubernur Melki: Otonomi Daerah Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Gubernur Melki: Otonomi Daerah Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Gubernur Melki: Otonomi Daerah Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Gubernur Melki: Otonomi Daerah Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
