Delman di Pemalang Terpinggirkan Perkembangan Zaman

- Jumat, 03 Maret 2023 12:15 WIB
Delman di Pemalang Terpinggirkan Perkembangan Zaman
bulat.co.id/ Ragil Surono
Delman

bulat.co.id - Di Pemalang, Jawa Tengah, kendaraan kereta kayu yang ditarik seekor kuda dinamakan Dokar atau Andong. Ada juga yang menyebutnya dengan delman. Delman merupakan alat transportasi massal yang pernah berjaya di Indonesia, ternasuk di Jawa Tengah.

Advertisement

Baca Juga:

Pada bagian timur Kota Pemalang, seperti di Kecamatan Ulujami, Comal , Ampel Gading dan Bodeh, masyarakat menyebut transportasi ini dengan sebutan Glinding. Untuk masyarakat Pemalang kota dan sekitarnya, Delman dikenal dengan Dokar.

Baca Juga: Kalau Bukan Asli Gadis Jangan Coba Main Tari Sintren

Sedangkan masyarakat selatan Kabupaten Pemalang, seperti Kecamatan Bantarbolang dan Randudongkal, menyebutnya dengan PIR. Pemanfaatan kuda atau dokar khususnya di Kota Nasi Grombyang ini menjadi alat transportasi pada masa lalu karena dapat digunakan buat perjalanan jarak jauh. Sebab kuda mempunyai stamina dan tenaga yang kuat.

Dahulu delman atau dokar pernah digunakan ,sebagai angkutan antar kota , pada saat kereta api dan kendaraan bermotor belum ada. Seiring perkembangan zaman, di Kabupaten Pemalang Dokar atau Andong digunakan hanya untuk jarak dekat atau di pedesaan.


Disamping sudah banyaknya kendaraan bermotor sekarang ini, juga karena adanya peraturan yang berlaku tentang pengoperasian dokar, terutama di Kota Pemalang.

Salah satu tukang dokar atau andong yang masih bertahan adalah Wasmo (60). Warga Paduraksa ini menuturkan, sudah menjalani pekerjaan menjadi kusir dokar pada sekitar tahun 1975-an. Ia menlakoni profesi ini saat dirinya masih remaja.

"Masa kejayaan Dokar dahulu itu, narik satu hari cukup buat biaya hidup satu minggu. Sekarang tinggal nunggu rejeki dari orang yang masih mau menggunakan jasa angkutan Dokar," katanya, Jumat (3/3/2023).

Wasmo biasa mangkal di Pasar Paduraksa sejak pagi hari. Biasanya para pedagang yang membawa dagangannya ke pasar pagi Kota Pemalang adalah orang-orang yang masih setia menjadi pelanggannya.

Ketika penumpang dokarnya dirasa sudah cukup, barulah kereta kudanya beringsut pelan, menapaki jalanan aspal dari Paduraksa hingga ke Pasar Pagi Kota. Sekitar 6 kilometer dokarnya menempuh jalan.

"Sulit sekarang Mas ndokar (narik dokar). Sudah penumpang tak tentu, rumput dan bekatul buat pakan kudanya juga mahal," katanya.


Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru