Bayi Kembar Palestina Lahir-Meninggal Saat Perang di Gaza

Redaksi - Senin, 04 Maret 2024 14:30 WIB
Bayi Kembar Palestina Lahir-Meninggal Saat Perang di Gaza
Istimewa
bulat.co.id - GAZA | Sepasang bayi kembar yang lahir beberapa pekan setelah perang berkecamuk di Jalur Gaza, kehilangan nyawa akibat serangan udara Israel yang menghantam kota Rafah pada Sabtu (2/3/24) waktu setempat.Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (4/3/24), bayi kembar bernama Wesam dan Naeem Abu Anza itu telah dimakamkan di Rafah pada Minggu (3/3/24) waktu setempat.

Advertisement
Kedua bayi itu merupakan korban tewas termuda dari 14 orang dari keluarga yang sama yang tewas akibat serangan Israel pada akhir pekan.

Baca Juga:
Sebelum pemakaman dilakukan, ibunda kedua bayi itu, Rania Abu Anza, mengendong salah satu bayinya yang terbungkus kain kafan putih. Abu Anza memeluk erat jenazah bayinya sembari membelai kepala sang bayi.

Satu bayi lainnya digendong oleh seorang pelayat, dengan piyama biru yang menjadi pakaian terakhir yang dikenakan bayi itu terlihat di balik kain kafan.

"Hati saya hancur," ujar Abu Anza sembari terisak. Suami Abu Anza, atau ayah dari kedua bayi kembar itu, juga tewas dalam serangan yang sama.

Para pelayat berusaha memberikan penghiburan kepada Abu Anza, ketika dia menolak saat diminta melepaskan jenazah bayinya menjelang pemakaman. "Tinggalkan dia bersamaku," ucapnya lirih.

Bayi kembar itu, sepasang bayi laki-laki dan perempuan, termasuk di antara lima anak yang tewas dalam serangan yang menghantam sebuah rumah di Rafah. Kementerian Kesehatan Gaza menyebut ada 14 orang dari satu keluarga yang tewas dalam serangan itu.

Abu Anza menuturkan bahwa dirinya melahirkan bayi kembarnya itu -- anak pertamanya -- setelah 11 tahun menikah.

"Kami sedang tidur, kami tidak sedang menembak dan kami tidak sedang bertempur. Apa salah mereka? Apa salah mereka, apa salahnya?" tanyanya.

"Bagaimana saya bisa melanjutkan hidup sekarang?" imbuh Abu Anza.

Kerabat Abu Anza menuturkan bahwa si kembar lahir sekitar empat bulan lalu, atau sekitar satu bulan setelah perang dimulai di Jalur Gaza. Lebih dari 30.000 orang tewas akibat rentetan serangan Israel di daerah kantong Palestina. Sebagian besar korban tewas dilaporkan merupakan perempuan dan anak-anak.

Abu Anza juga mengatakan bahwa dirinya mengharapkan gencatan senjata terwujud sebelum Ramadan, yang akan dimulai pekan depan. "Kami sedang bersiap untuk Ramadan, bagaimana saya harus menjalani kehidupan saya? Bagaimana?" katanya.

Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru