Gempa M7,8 di Turki Diduga Buatan Manusia

Hal serupa juga dinyatakan geofisikawan dari Free University of Berlin, Marco Bohnhoff yang telah meneliti lebih dari 20 tahun di bidang aktivitas seismik alami maupun injeksi. Menurutnya, ada beberapa aktivitas manusia yang bisa memicu gempa.
"Dengan gempa induksi, jelas ada koneksi spasial dan temporal antara peristiwa gempa dan aktivitas manusia seperti pertambangan, pengisian reservoir bendungan, atau injeksi cairan untuk tujuan penyimpanan air di bawah tanah," tulisnya seperti dikutip dari ESKP.
Bohnhoff menambahkan, formasi bebatuan yang terganggu oleh aktivitas manusia tersebut memainkan peranan penting dalam terjadinya gempa. Ia mencontohkan, stimulasi hidrolik atau operasi injeksi air bertekanan tinggi pada lapisan sedimen tidak akan memicu aktivitas seismik.
Lebih lanjut, Bohnhoff mengatakan, gempa karena injeksi dengan magnitudo lebih besar dari 5 terjadi di lapisan kerak Bumi yang padat, dan bukan di cekungan pengendapan.
Kendati demikian, sejumlah pakar menyebut, gempa di Turki tidak terjadi karena aktivitas manusia. Seismolog dari lembaga pemantau geologi AS (USGS), Susan Sough menyebut gempa di Turki sangat merusak karena lokasi dan kedalamannya yang dangkal.
"Dunia telah melihat magnitudo yang lebih besar dari [gempa] ini selama 10-20 tahun terakhir," kicaunya.
"Tetapi gempa yang dekat dengan M8 tidak umum terjadi pada sistem patahan sesar dangkal, dan karena kedekatannya dengan pusat populasi dapat sangat mematikan."
Baca Juga:

BPN Mabar Tak Keluarkan Peta Bidang Tanah Bendung Anak Munting, Ganti Rugi Lahan Gagal

Antisipasi Bencana Gempa Bumi, Rutan Pemalang Gelar Simulasi Penyelamatan

Terima Audiensi Gempar Phaba, Pjs Bupati Pakpak Bharat Ajak Turut Serta Sukseskan Pilkada Serentak 2024

Gempa Guncang Nias, Ini Kondisinya dan Saran BMKG

Erdogan Menggambarkan Turk Dikenal Dengan Sebutan "Tanah Air Biru"
