Gempa M7,8 di Turki Diduga Buatan Manusia

Di sisi lain, Yevgeniya Gaber menilai pendapat yang menyebut gempa Turki hasil rekayasa manusia berbau politis. Ia pun menyerukan hal tersebut untuk ditanggapi secara serius.
"Ada peningkatan unggahan di media sosial berisikan teori konspirasi soal kemungkinan gempa dibuat oleh manusia yang bertujuan untuk memperlemah Turki usai peningkatan tensi dengan sekutu Baratnya. Upaya-upaya untuk memengaruhi persepsi publik seperti ini soal tragedi gempa tersebut harus ditanggapi secara serius," kata Gaber yang merupakan pakar dari Center in Modern Turkish Studies, Carleton University.
Gaber mengatakan, ada peluang untuk mempolitisasi gempa tersebut baik secara internal dan eksternal.
Pasalnya, hanya beberapa jam setelah gempa terjadi, kanal Telegram Rusia mempublikasikan pesan yang menyerukan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan untuk memperbarui pembicaraan dengan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
Kanal tersebut mengklaim, ini adalah saat yang bagus untuk mengkoordinasikan respon Turki, Suriah, dan Rusia. Setelah kanal itu muncul, terungkap pula adanya pembicaraan lewat telpon antara Erdogan dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Dengan banyaknya peristiwa di wilayah ini, penting untuk memastikan bahwa harga nyawa manusia tidak turun dan kematian banyak orang tidak hanya sebatas statistik," kata Gaber yang juga penasihat kebijakan luar negeri untuk perdana menteri Ukraina.
Baca Juga:

BPN Mabar Tak Keluarkan Peta Bidang Tanah Bendung Anak Munting, Ganti Rugi Lahan Gagal

Antisipasi Bencana Gempa Bumi, Rutan Pemalang Gelar Simulasi Penyelamatan

Terima Audiensi Gempar Phaba, Pjs Bupati Pakpak Bharat Ajak Turut Serta Sukseskan Pilkada Serentak 2024

Gempa Guncang Nias, Ini Kondisinya dan Saran BMKG

Erdogan Menggambarkan Turk Dikenal Dengan Sebutan "Tanah Air Biru"
