Unjukrasa Puluhan Nelayan di PKS Ajamu Labuhanbatu Nyaris Ricuh dan Baku Hantam

Aksi Dilakukan Diduga Karena PKS Mencemari Lingkungan
Ucok Sitorus - Kamis, 21 September 2023 12:45 WIB
Unjukrasa Puluhan Nelayan di PKS Ajamu Labuhanbatu Nyaris Ricuh dan Baku Hantam
Istimewa
Aksi unjukrasa puluhan masyarakat yang tergabung dalam aliansi masyarakat mahasiswa peduli hukum (Ammpuh) Labuhanbatu nyaris ricuh.

bulat.co.id -LABUHANBATU | Aksi unjukrasa puluhan masyarakat yang tergabung dalam aliansi masyarakat mahasiswa peduli hukum (Ammpuh) Labuhanbatu nyaris ricuh.

Advertisement

Puluhan masyarakat Sungai Raja Perlawan, Desa Teluk Sentosa, Kecamatan Panai Hulu, Kabupaten Labuhanbatu yang umumnya sebagai nelayan di hilir sungai Barumun mengelar aksi unjuk rasa di depan Pabrik PTPN IV Ajamu, pada Rabu (20/09/23) sore.

Baca Juga:

Aksi unjukrasa damai, masyarakat nelayan sungai Barumun itu, terkait pabrik kelapa sawit (PKS) PTPN IV Ajamu yang di duga membuang limbah ke sungai, diwarnai kericuhan bahkan nyaris baku hantam antara massa dengan pihak perusahaan.
Dengan membawa poster, spanduk dan pengeras suara.

Baca Juga :Bawa 2 Kg Sabu dari Aceh, Residivis Warga Asahan Ditangkap di Batu Bara

Kedatangan massa aksi menolak dugaan terkait pihak pabrik membuang dan mengalirkan limbah ke aliran sungai Barumun sehingga mencemari lingkungan dan ekosistim di sungai tersebut.

Akibatnya, dari aliran sungai yang tercemari limbah, habitat ikan di sungai tersebut punah dan berdampak menurunnya hasil tangkapan nelayan.

Koordinator aksi, Edi Syahputra Ritonga menjelaskan, aksi unjuk rasa masyarakat itu menolak pihak PTPN IV Ajamu. Mereka menuding pihak perusahaan membuang limbah ke aliran sungai. Dimana sungai tersebut sebagai tempat mata pencaharian masyarakat yang umumnya sebagai nelayan.

"Dan air sungai tersebut diperlukan masyarakat untuk kebutuhan sehari-harinya sebagai mandi cuci kakus (MCK)," sebutnya.

Aksi unjuk rasa damai di depan PKS PTPN IV Ajamu mendapatkan pengawalan dan pengamanan petugas dari kepolisian Polsek Panai Tengah Polres Labuhanbatu dan satpam perusahaan.

Dalam orasinya, massa meminta agar manager menemui massa aksi guna mendengar aspirasi dan keluhan masyarakat. Dan perusahaan dapat menyepakati permohonan dan tuntutan mereka.

Karena tidak ditanggapi pihak perusahaan, massa aksi pun membakar ban dan keranda yang mereka bawa. Kericuhan pun tidak terelakkan saat massa aksi mencoba masuk dengan menggoyang pagar perusahaan.

Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru