Tentang Demo Rompi Kuning di Prancis yang Disinggung Gibran saat Debat, Ini Penjelasannya

Redaksi - Senin, 22 Januari 2024 11:00 WIB
Tentang Demo Rompi Kuning di Prancis yang Disinggung Gibran saat Debat, Ini Penjelasannya
Istimewa
Advertisement
"Kita belajar dari negara maju, negara maju aja masih ada tantangan-tantangannya, intinya transisi menuju energi hijau itu harus super hati-hati, jangan sampai malah membebankan R and D yang mahal, proses transisi yang mahal ini kepada rakyat kecil, itu maksud saya inflasi hijau, Prof Mahfud," kata dia.

Baca Juga:
Tentang Gerakan Rompi Kuning di Prancis

Dilansir dari situs Harvard dan Reuters, gerakan rompi kuning di Prancis merupakan gerakan populis akar rumput untuk keadilan ekonomi yang dimulai di Prancis pada Oktober 2018. Gerakan itu muncul setelah petisi online yang diunggah pada bulan Mei berhasil menarik hampir satu juta tanda tangan.

Demonstrasi massal rompi kuning pun dimulai pada 17 November di seluruh Prancis. Massa mengenakan jaket berpendar dengan visibilitas tinggi melakukan aksi demonstrasi.

Gerakan ini dilatarbelakangi oleh kenaikan harga bahan bakar, tingginya biaya hidup; laporan ini mengklaim bahwa beban reformasi pajak yang dilakukan pemerintah tidak proporsional ditanggung oleh kelas pekerja dan kelas menengah, terutama di daerah pedesaan dan pinggiran kota.

Para pengunjuk rasa menyerukan penurunan pajak bahan bakar, pemberlakuan kembali pajak solidaritas atas kekayaan, kenaikan upah minimum, penerapan referendum inisiatif Warga Negara, serta pengunduran diri Presiden Emmanuel Macron dan pemerintah.

Protes tersebut melibatkan aksi demonstrasi dan pemblokiran jalan serta depot bahan bakar di Prancis. Sejumlah aksi demonstrasi lalu berkembang menjadi kerusuhan dan serangan besar. Kekerasan dan represi aparat kepolisian meningkat. Polisi menggunakan gas air mata, meriam air, dan kuda untuk menyerang pengunjuk rasa yang melemparkan proyektil, membakar mobil, dan menggeledah beberapa toko. Demonstrasi tersebut digambarkan sebagai kerusuhan terburuk yang pernah terjadi di ibu kota sejak kerusuhan mahasiswa pada Mei 1968.

Gerakan ini mendapat perhatian internasional, dan pengunjuk rasa di banyak tempat di seluruh dunia dunia-ada yang memiliki keluhan serupa, ada pula yang tidak ada kaitannya-telah menggunakan rompi kuning sebagai simbol.

Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru