Ratusan Hektar Hutan Mangrove di Kwala Gebang ‘Disulap’ Jadi Tambak dan Kebun Sawit

Saat ini, sambung Atan, penghasilan nelayan di sana turun drastis. Nelayan – nelayan tradisional sulit untuk mencari tangkapan sebagai sumber mata pencarian mereka.
Baca Juga:
Tak ada tawar menawar lagi,
masyarakat di sana menolak keras perambahan dan perusakan hutan. Mereka
mendesak aparat penegak hukum (APH) dan pihak terkait untuk segera bertindak.
Agar hutan mangrove di sana dapat dilestarikan kembali seperti sedia kala.
Hingga saat ini, Sabtu (15/7/2023)
siang, alat berat jenis excavator masih melakukan perambahan pada kordinat
4.043722 LU, 98.416229 BT. Pada kordinat tersebut, diketahui merupakan kawasan
hutan sesuai dengan SK Menhut Nomor 579/Menhut-II/2014.
Baca Juga :Pengakuan Terbit Rencana Soal Satwa Dilindungi, Sebut Nama Ngongesa
Kayu – kayu bakau dari aktivitas
perambahan di sana, kerap dijadikan bahan baku bagi mafia arang. Meski berulang
kali tertangkap tangan, mafia arang tak pernah surut. Malah, warga harus
berbenturan dengan aparat, sa
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Sumatera Utara Ir Yuliani Siregar
MAP memrintahkan KPH 1 Wilayah Stabat Esra Sardina Sinaga untuk
menindaklanjutinya.

Polsek Perbaungan Dipimpin AKP S. Gurusinga Tangkap Dua Pengedar Sabu saat Nyantai Dirumah

Penemuan Mayat di Sergai: Sudah Membusuk Dalam Kamar

Dua Rumah di Sei Bingai Dibakar OTK, DPC GRIB Jaya Langkat: Diduga Buntut Penyerangan Sekelompok Orang

Polsek Firdaus Berikan Sembako kepada warga Terdampak Angin Puting Beliung di Sei Rampah

Dampak Keresahan, Pemerintah Desa di Sergai Mulai Aksi Senyap
