Mengenal Tradisi Ngapati di Kabupaten Pemalang
Mengenal Tradisi Ngapati di Kabupaten Pemalang

Foto: Istimewa
tradisi Ngapati di Pemalang
Baca juga: Kabupaten Pemalang Memiliki Benda Pusaka yang Berusia 700 Tahun
Menurut ajaran agama Islam, pada usia empat bulan kehamilan, Malaikat meniupkan ruh ke dalam jabang bayi yang sedang dikandung, sekaligus menuliskan empat ketetapan bagi si bayi kelak. Keempatnya adalah usia, rejeki, jodoh, dan nasib (bahagia/sengsara).
Karena itulah tradisi Ngapati masih tetap dilaksanakan hingga sekarang. Dengan harapan agar si ibu yang sedang mengandung diberi keselamatan dan kelancaran sampai melahirkan. Serta si jabang bayi, kelak menjadi anak yang memiliki nasib baik dan berbakti kepada orang tua.
Pada tradisi Ngapati biasanya tuan rumah akan menyediakan berbagai jamuan untuk kemudian di makan bersama. Sebelum makan bersama dimulai, diadakan doa bersama yang dipimpin oleh Kyai atau tokoh setempat. Selain itu, biasanya juga dibacakan beberapa surat yang terkandung dalam Al-Quran, seperti Surah Yusuf dan Maryam.
Kedua surat dalam Kitab Al-Qur'an tersebut banyak dipilih, Karena Nabi Yusuf dan Maryam merupakan dua tokoh teladan dalam Islam yang memiliki wajah rupawan dan akhlak yang baik. Sehingga, diharapkan si jabang bayi bisa meniru Nabi Yusuf (jika laki-laki) dan Maryam (jika perempuan).
Editor
:
Tags
Berita Terkait

BPN Mabar Tak Keluarkan Peta Bidang Tanah Bendung Anak Munting, Ganti Rugi Lahan Gagal

Kapoldasu Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto SIK MH Dukung Kinerja Bank Sumut

Antisipasi Bencana Gempa Bumi, Rutan Pemalang Gelar Simulasi Penyelamatan

Anak -anak di Pemalang Manfaatkan Daun Pisang Untuk Payung Saat Hujan Tiba

Optimis Dapat Mendulang Suara 70 Persen Pada Pilkada, Ratusan Kader PKS Turun Ke Jalan

Dibawah Guyuran Hujan, Program Jumat Berkah Rizal Bawazier Tetap Dilaksanakan
Komentar