Tellasan Topak, Tradisi Masyarakat Madura Secara Turun Menurun

Habibi - Kamis, 27 April 2023 18:18 WIB
Tellasan Topak, Tradisi Masyarakat Madura Secara Turun Menurun
bulat.co.id/Idrus Habibi
Guntur Adi (34) saat menjajakan dagangannya.

bulat.co.id - Tellasan ketupat atau tellasan ketopak merupakan salah satu tradisi sakral masyarakat Kabupaten Pamekasan khususnya di Pulau Madura, Jawa Timur. Tradisi ini biasanya dilaksanakan usai perayaan Hari Raya Idul Fitri ketujuh.

Advertisement

Baca Juga:

Mengutip dari sumenepkab.go.id, tradisi ini disebut sakral karena sebelumnya sebagian umat Islam ada yang berpuasa sunnah enam hari sejak hari kedua bulan Syawal. Selanjutnya, tradisi Tellasan Topak akan digelar pada 8 Syawal.

Baca Juga: Warga Kecewa, Golo Mori Batal Jadi Vanue ASEAN Summit

Konon, tradisi ini sudah berlangsung sejak Islam masuk ke nusantara, khususnya di Jawa. Topak atau ketupat merupakan makanan berbahan dasar beras yang dibungkus anyaman janur kuning. Topak biasanya disajikan bersama soto, opor, campor, kaldu, dan lainnya.

Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari tellasan topak adalah tumbuhnya sikap guyub, gotong royong, saling membantu, dan saling memberi. Sikap-sikap tersebut sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

Dahulu, warga Madura menyiapkan topak secara bersama-sama, mulai dari mencari janur, menganyam, dan mengisi wadah atau orong dengan beras. Topak tersebut selanjutnya akan dikukus dengan menggunakan tungku.


Pada proses inilah masyarakat setempat akan saling membantu satu sama lain. Tak lupa mereka juga akan saling bertukar menu masakan ketupat sambil bersilaturahmi.

Namun, suasana gotong royong membuat topak ini mulai bergeser. Lambat laun, orong topak atau wadah topak mulai dijual bebas di pasar-pasar maupun di pedagang pinggir jalan.

Guntur Adi (34) warga asal Kabupaten Sumenep yang menjajakan dagangannya berupa janur kuning hasil dari kebunnya menuturkan ia sengaja pergi ke kota Pamekasan untuk menjual janur kuning karena antusiasme masyarakat di kota gerbang salam sangatlah kental dengan tradisi sakral masyarakat madura.

"Lebih dari seminggu saya menjajakan janur kuning di pasar gurem pamekasan secara lesehan karena minat antusias masyarakat Pamekasan sangatlah kental akan budaya lokal," ringkasnya pada media, Kamis (27/4/2023).

Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru