Dampak Media Sosial Terhadap Identitas Diri dan Fashion Mahasiswa

Riki Cowang - Jumat, 26 April 2024 09:01 WIB
Dampak Media Sosial Terhadap Identitas Diri dan Fashion Mahasiswa
okezone
Ilustrasi.

Oleh: Katarina Kurnia Wati

Advertisement

Media sosial adalah platform digital di mana orang dapat berbagi konten, berinteraksi, dan berkomunikasi secara online.

Baca Juga:

Dalam konteks mahasiswa, media sosial memiliki pengaruh besar terhadap mode dan gaya berbusana.

Contohnya, ketika seorang selebritas atau influencer memposting pakaian atau aksesori tertentu, itu dapat menjadi tren di kalangan mahasiswa.

Mahasiswa sering mengadopsi gaya yang mereka lihat di Instagram, TikTok, atau Pinterest, yang kemudian menjadi bagian dari identitas mereka.

Fashion adalah salah satu aspek dari identitas yang sering dipengaruhi oleh media sosial.

Mahasiswa sering kali terpengaruh oleh tren dan gaya yang dipromosikan oleh selebriti atau influencer media sosial.

Hal ini bisa menciptakan tekanan bagi mereka untuk selalu terlihat 'tren' atau 'stylish', seringkali dengan biaya yang tinggi.

Selain itu, kemudahan akses informasi tentang fashion melalui media sosial dapat memunculkan konsumsi yang berlebihan dan siklus mode yang cepat, menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mahasiswa, memengaruhi tidak hanya cara mereka berkomunikasi tetapi juga bagaimana mereka memandang diri mereka sendiri dan gaya fashion yang mereka pilih.

Dampaknya terhadap identitas diri dapat menjadi kompleks.

Di satu sisi, media sosial memungkinkan mahasiswa untuk mengekspresikan diri dan menemukan kelompok-kelompok dengan minat yang sama, memperkuat identitas mereka.

Namun, di sisi lain, tekanan untuk menyempurnakan gambar diri sesuai dengan standar yang dipersepsikan oleh media sosial bisa merusak kepercayaan diri dan menyebabkan perasaan tidak memadai.

Tetapi, media sosial juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi gaya yang lebih personal dan beragam.

Mereka dapat menemukan inspirasi dari berbagai budaya dan subkultur, memungkinkan mereka untuk mengartikan fashion sebagai ekspresi kreatif dari identitas mereka sendiri.

Selain itu, platform-platform media sosial seperti Instagram dan TikTok memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mempromosikan keberagaman tubuh dan gaya yang inklusif, yang dapat membantu meruntuhkan stereotip dan norma-norma kecantikan yang sempit.

Dampak media sosial terhadap identitas diri dan fashion mahasiswa tidak dapat disederhanakan menjadi positif atau negatif secara keseluruhan.

Sebaliknya, itu adalah hasil dari berbagai faktor, termasuk konten yang mereka pilih untuk dikonsumsi, interaksi dengan orang lain di platform tersebut, dan kesadaran diri mereka sendiri.

Mendorong diskusi yang terbuka dan inklusif tentang dampak media sosial dapat membantu mahasiswa untuk memanfaatkan potensi positif dari teknologi tersebut sambil menjaga kesejahteraan mental dan emosional mereka.

Dampak negatif dari media sosial terkait fashion mahasiswa termasuk tekanan untuk mengikuti tren, yang dapat menyebabkan konsumsi berlebihan dan ketidakpuasan dengan penampilan sendiri.

Hal ini juga dapat menyebabkan budaya fast fashion yang berdampak buruk pada lingkungan dan etika kerja.

Untuk mengatasi dampak negatif ini, solusi yang baik adalah mendorong kesadaran tentang dampak sosial dan lingkungan dari fast fashion.

Mahasiswa dapat didorong untuk mendukung merek yang berkelanjutan dan etis, serta mempromosikan fashion yang lebih individual dan tidak tergantung pada tren.

Selain itu, mereka bisa memanfaatkan media sosial untuk menemukan komunitas yang mendukung nilai-nilai tersebut, serta berbagi ide tentang mode yang lebih berkelanjutan.

Penulis adalah Mahasiswi UNIKA St.Paulus Ruteng

Editor
: Andy Liany
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru