Ini Cerita Air Taman Sarana, Penyelesaian Hukum Adat Masyarakat Pemalang

- Senin, 26 Juni 2023 15:41 WIB
Ini Cerita Air Taman Sarana, Penyelesaian Hukum Adat Masyarakat Pemalang
Istimewa
bulat.co.id -Pemalang pada hakikatnya menurut beberapa pemerhati sejarah adalah sebuah Kabupaten yang memiliki usia sangat tua, beberapa tradisi adat budaya kota dengan julukan Pusere Jawa ini masih melekat erat di kalangan sebagian masyarakat, salah satunya adalah tradisi sumpah Banyu Taman, yaitu sebuah cara menyelesaikan sengketa hukum yang masih di pakai sebagian warga.

Sumpah dengan cara meminum air taman sarana ini tidak dengan menggunakan sembarang air, akan tetapi yang dijadikan media buat penyelesaian suatu perkara ini adalah air yang di ambil dari sebuah blumbang atau kolam tua yang terletak di Desa Taman, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Senin (26/6/23).

Advertisement
Baca Juga :Pemalang Tak Lupa Teriaki Bus 'Om Telolet'">Habis Tertabrak Sepeda Motor, Bocah di Pemalang Tak Lupa Teriaki Bus 'Om Telolet'

Blumbangtersebut diyakini memiliki kekuatan magis karena air blumbang ini memiliki efek langsung jika diminum bagi orang yang bersalah. Sejauh ini dikenal mempunyai kekuatan ampuh untuk penyelesaian sebuah perselisihan atau sangkaan saat seseorang diduga bersalah.

Baca Juga:

Bagi warga sekitar,kolam ini disebut dengan nama blumbang beji,padahal beji sendiri adalah nama sebuah desa yang berdampingan persis dengan Desa Taman, akan tetapi justru disinilah jejak ceritaBanyu Air Taman Sarana terjadi.

Baca Juga :Pemalang Digrebek Warga">Kembali Sarang Pengedar Obat Terlarang di Pemalang Digrebek Warga

Menurut Aisyah (69) juru kunci blumbang beji ini, menuturkan bahwa dahulu blumbang taman ini terletak di Desa Beji, penyebab bisa berpindah ke Desa Taman karena adanya kisah adu kemampuan ilmu kesaktian, antara Mbah Alif dan Mbah Menu.

Mbah Alif sendiri masih menurut Aisyah sang juru kunci, dikenal sebagai salah satu tokoh berpengaruh di Desa Taman.

Sebaliknya, Mbah Menu pun merupakan tokoh yang sangat disegani di Desa Beji. Kedua tokoh ini memiliki hubungan baik, walau secara keilmuan keduanya sepertinya saling bersaing.

Lebih lanjut juru kunci Blumbang Beji menuturkan, Mbah Alif pernah berkunjung ke rumah Mbah Menu,sesampai di depan pintu, tiba-tiba membuka dengan sendirinya dan engsel pintu mengeluarkan suara seperti rintihan orang menangis.

Baca Juga :Perhatikan Hewan Kurban Anda, Jangan Sampai Tidak Sah Akibat 4 Kondisi Ini

Mbah Alif pun merasatersinggung, sementara tuan rumah dengan santai tengah duduk di kursi ruang tamu rumahnya yang letaknya jauh dari pintu itu.

Tak ada orang di dekat pintu yang telah terbuka., Mbah Alif membaca hal ini sebagai Pamer ilmu.

Dengan wajah tenang, Mbah Alif pun masuk tanpa menunjukan perasaanya yang memanas karena dapat suguhan tak enak dari tuan rumah untuk beradu ilmu.

Mbah Alif sadar bahwa terbukanya pintu dengan sendirinya tadi adalah sebuah pertanda tantangan untuk saling adu kesaktian.

Setelah lama bercengkerama, tibalah saat makan siang. Mbah Menu mempersiapkan untuk makan siang bersama.

Baca Juga :Telolet Bawa Petaka, Seorang Bocah Tertabrak Sepeda Motor Gegera Menghadang Bus

Saat itulah, Mbah Alif merasa saatnya untuk berbalas unjuk kekuatan. Setelah ikan bakar habis dimakan, ia menaruh tulang-belulang ikan kedalam kobokan, tempat ia cuci tangan. Dan apa yang terjadi ? Tulang belulang ikan itu menyatu dan dapat bergerak layaknya kerangka ikan yang hidup didalam air.

Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru