PMKRI Labuan Bajo Nilai Bupati Mabar Aktor Intelektual Pembungkaman Demokrasi di Manggarai Barat

bulat.co.id -MANGGARAI BARAT | Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Calon Cabang Labuan Bajo, St. Fransiskus Asisi menilai Bupati Manggarai Barat (Mabar) adalah aktor intelektual pembungkaman demokrasi di Kabupaten Manggarai Barat.
Hal ini disampaikan oleh ketua Presidium PMKRI Calon Cabang Labuan Bajo lantaran Bupati Edistasius Endi melaporkan warga Translok yang posting wajah Bupati Edi Endi diakun miliknya, Jumat (22/9/23).
Baca Juga:
Menurut Simfroanus Gusti, selaku Ketua Presidiumn PMKRI C. Cabang Labuan Bajo bahwa Bupati Edi Endi tidak mencerminkan seorang pejabat publik yang memahami nilai-nilai moral dari demokrasi. Pasalnya dia memilih melaporkan masyarakat yang menyebarkan ulang postingan foto editan dirinya dan mengabaikan poin substansi dari kritikan tersebut.
Baca Juga :Bupati Manggarai Barat Lapor Warga, PMKRI Ruteng: Penegek Hukum Jangan Main Mata">Soal Kasus Bupati Manggarai Barat Lapor Warga, PMKRI Ruteng: Penegek Hukum Jangan Main Mata
Selama ini warga Translok telah menyampaikan aspirasi melalui Pemerintah Pusat dan Daerah. Namun, sampai hari ini belum ada jawaban yang pasti dari Pemda Manggarai Barat.
Pemerintahan daerah Manggarai Barat seakan tutup mata dan apatis terkait persoalan tersebut.
Adapun postingan gambar itu merupakan ungkapan kekecewaan masyarakat Translok terhadap sikap Pemerintah Manggarai Barat terhadap persoalan yang mereka alami.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, fungsi kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat itu sangat penting, manakala kebijakan tersebut merugikan masyarakat. Kemudian kebebasan berpendapat di Indonesia sudah merupakan sebuah hak yang dilindungi oleh konstitusi.
"Kalau Bupati Mabar alergi terhadap kritikan masyarakat lebih baik tidak usah jadi pejabat publik", lanjut Gusti.
Konsekuensi dari pejabat publik adalah harus siap dan mampu menerima kritikan apabila ada kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada kepentingan rakyat.
"Peristiwa pelaporan yang dilakukan oleh Bupati Mabar bagi PMKRI Labuan Bajo itu adalah salah satu bentuk pembungkaman demokrasi di Kabupaten Manggarai Barat," tutup Gusti.
Presidium Gerkan Kemasyatan (Germas) Efasius Nanggor mengatakan, mestinya seorang pemimpin harus berlaku seperti matahari yang mampu memberikan penerangan secara adil dan merata kepada seluruh rakyatnya.
"Harus lembut seperti cahaya bulan yang memberikan ketenangan dan ketentraman pada lingkungannya. Bukan dipidanakan," tutur Efasius.
Baca Juga :Bupati Manggarai Barat Mengundurkan Diri">Dinilai Alergi Kritikan, Serikat Pemuda NTT Jakarta Minta Bupati Manggarai Barat Mengundurkan Diri
Lanjut Efasius bahwa arogansi kekuasan merupakan kejahatan moril dari seorang pemimpin. Sehinga PMKRI Calon Cabang Labuan Bajo st. Fransiskus Asisi meminta kepada Bupati Edi Endi terkait beberapa hal antara lain :
1. Mendesak Bupati Edi Endi segara cabut Laporan Polisi terhadap saudara Saverius Suriyanto.
2. Mendesak Bupati Manggarai Barat Segara membagikan sertifikat tanah lahan usaha 1 dan lahan usaha 2 milik warga Translok.
3. Mendesak Bupati Manggarai Barat untuk menyelesaikan semua persoalan agrari di wilayah Manggarai Barat ini.

Uskup Mgr. Maksimus Turun ke Umat, Dikalungi Muslimah Hingga Disuapi Kue

Mantan Pimpinan Cabang Bank Plat Merah di Sergai Jadi Tersangka Dugaan Korupsi 1,3 Miliar

Ketua DPRD Mabar Sambangi Kementerian ATR/BPN Terkait Ganti Rugi Lahan Embung Anak Munting

Wabup Weng Titip Pesan ke 78 Calon Jemaah Haji, Ceritakan kepada Semua Orang Bahwa Labuan Bajo Itu Surga Dunia

Diduga Salah Baca Navigasi, Kapal Wifil Putra yang Membawa 14 Wisman Tenggelam di Perairan TNK
