Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 2024 Pada Senin 11 Maret 2024, Pemerintah dan NU Kapan?

Andy Liany - Minggu, 25 Februari 2024 08:30 WIB
Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 2024 Pada Senin 11 Maret 2024, Pemerintah dan NU Kapan?
net
Ilustrasi.
bulat.co.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan laporan terkait dengan informasi prakiraan hilal penentu awal Ramadan 1445 H atau 2024.Melansir dari laman resminya, Sabtu (24/2/2024), BMKG menyampaikan informasi data-data Hilal (hasil Hisab) saat Matahari terbenam, yang dapat digunakan juga dalam pelaksanaan Rukyat (Observasi) Hilal.

Advertisement
Adapun informasi yang disampaikan meliputi waktu konjungsi (Ijtima') dan waktu terbenam matahari, peta ketinggian hilal, peta elongasi, peta umur bulan, peta lag, peta fraksi iluminasi bulan, objek astronomis lainnya yang berpotensi mengacaukan rukyat hilal, dan data hilal saat matahari terbenam untuk kota-kota di Indonesia.

Baca Juga:
Menurut prakiraan BMKG, awal Ramadan 2024 berpotensi jatuh di hari yang berbeda. BMKG menjelaskan bahwa konjungsi atau ijtima' adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi.

Peristiwa ini akan kembali terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 pukul 16.00.18 WIB, yaitu saat nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 350,280 derajat.

"Periode sinodis Bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya (awal Bulan Syakban 1445 H) hingga konjungsi yang akan datang (awal Bulan Ramadan 1445 H) adalah 29 hari 10 jam 1 menit. Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon teramati," jelas BMKG dikutip dari laporan pada laman resminya, Sabtu (24/2/2024).

Lebih lanjut, BMKG menjelaskan wilayah Indonesia pada 10 Maret 2024, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.51.17 WIT di Waris, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.50.44 WIB di Banda Aceh, Aceh.

Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi setelah Matahari terbenam tanggal 10 Maret 2024 di sebagian wilayah Indonesia.

"Berdasarkan hal-hal di atas, secara astronomis pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Ramadan 1445 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam tanggal 10 bagi yang di tempatnya konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam dan tanggal 11 Maret 2024 bagi yang konjungsinya terjadi setelah Matahari terbenam," ujar BMKG.

Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Ramadan 1445 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 10 dan 11 Maret 2024 tersebut.

Adapun, ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara -0,33 derajat di Jayapura, Papua sampai dengan 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatera Barat.

Adapun ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 10,75 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 13,62 derajat di Sabang, Aceh.

Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru