Miris, Dugaan Pemerkosaan Wisatawan oleh Tour Guide di Labuan Bajo Belum Terjawab Meski Sudah di Tangan Mabes Polri 

Kasus Sudah 3 Tahun Lamanya, Tidak Ada Titik Terang
Ven Darung - Minggu, 01 Oktober 2023 09:26 WIB
Miris, Dugaan Pemerkosaan Wisatawan oleh Tour Guide di Labuan Bajo Belum Terjawab Meski Sudah di Tangan Mabes Polri 
Internet
Ilustrasi

bulat.co.id -LABUAN BAJO | Seorang wisatawan yang tidak mau disebutkan namanya pada Selasa, (19/9/23) menceritakan peristiwa dugaan pemerkosaan yang menimpa dirinya pada tiga tahun lalu tepatnya pada 12 Juni 2020.

Advertisement

Melalui akun X (twitter) nya @WhiteCocon67 ia menceritakan kronologis kejadian itu.

Baca Juga:

Berikut kronologisnya:
Diajak ketemu oleh 5 Pria
Tepat pada pukul21.00 Wita, temannya yang tinggal satu rumah dengannya di Labuan Bajo berinisial E, mengajaknya untuk bertemu dengan pria yang ditemuinya pada Minggu sebelumnya. Mereka itu adalah HB, KD, NL, AP, dan SF. Para pria itu adalah tour guide dan influencer.

"E tampak terus mengirim pesan kepada HB, dan HB berkata bahwa mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah saya dengan menggunakan mobil sehingga hujan tidak menjadi masalah," tulis dia.

Baca Juga :Menlu Retno Marsudi Kenakan Pakaian Motif Manggarai NTT di Sidang Majelis Umum PBB

Tepat pukul 22.00 Wita, datanglah ke 5 pria tersebut.Namun, ke 5 pria itu tidak datang dengan mobil tetapi sepeda motor.

"Membawa 6 botol soju (minuman asal Korea), 2 kaleng sprite, dan 1 kaleng bir bintang. Jadi saya berkesimpulan memang benar mereka hanya ingin ngobrol ringan karena menurut saya minuman tidak cukup untuk membuat 7 orang mabuk,"katanya.

"Saya pun di luar kebiasaan langsung merekam wajah mereka satu-persatu tetapi (NL) yang bekerja sebagai seorang tour guide melarang saya mengupload video itu," sambungnya.

Hal yang janggal lainnya pun dimulai. Saat itu tiba-tiba formasi duduk berubah. (SF) yang bekerja sebagai tour guide dan influencer pindah di samping saya dan bercerita tentang kehidupannya di Jakarta.

Anehnya komunikasi hanya berjalan satu arah. Saya dipaksa mendengar cerita (SF) dan (SF) terus menatap mata saya. Merasa tidak nyaman, saya berulang kali memutus pembicaraan tetapi dia berkata bahwa belum waktunya saya berbicara.

Baca Juga :Manggarai Barat Usulkan Hari Komodo, Catat Tanggal dan Bulannya">Bupati Manggarai Barat Usulkan Hari Komodo, Catat Tanggal dan Bulannya

Hingga akhirnya (HB) mengatakan bahwa ia membutuhkan charger karena hp nya lowbat. Karena ingin memutus pembicaraan dengan (SF) saya langsung berinisiatif untuk mengambil charger dikamar saya.

Setelah kembali ke teras taman, (NL) memberi saya minum lagi. Minuman sengaja dibagi pada gelas-gelas kecil karena jumlah soju hanya 6 untuk 7 orang. Di sinilah saya langsung hilang ingatan dan tanpa proses mabuk.

Menurut keterangan (E) saya mabuk berat dan melakukan hal-hal yang tidak wajar. (HB dan KD) langsung pulang setelah kejadian ini dan (AP) masih tetap main dengan hp nya. (AP) memang tampak acuh tak acuh sejak awal.

Melihat kondisi saya yang tidak wajar (E) menyuruh (SF) untuk membawa saya ke kamar. Menurut (E) kamar dikunci dari dalam dan tidak ada yang mengecek kamar saya setelahnya. (SF) memperkosa saya saat saya tidak sadarkan diri.

Setelah (SF) keluar dari kamar saya, (NL) meminta izin kepada (E) untuk merawat saya. (E) mengizinkan dengan alasan (NL) sudah suka dengan saya sejak pertama bertemu sehingga menurut (E) hal itu tidak masalah.

Setelah (NL) masuk ke kamar saya untuk memperkosa saya yang sedang tidak sadarkan diri. (SF dan E) tidur bersama dikamar (E) ini berdasarkan keterangan (E).

Baca Juga :6 Komodo Taman Safari Bogor Dilepasliarkan di Labuan Bajo

Saya mulai terbangun dengan kondisi tanpa busana dan mulai muntah. Sebelum muntah (NL) memiringkan badan saya. Sepertinya (NL) sudah berpengalaman mengatasi hal seperti ini untuk menghindari korban mati tersedak muntahannya sendiri.

Saya ingat saat itu saya mengalami kesulitan berbicara, badan terasa ringan, dan pandangan kabur dan ingatan yang terpotong-potong.

Saya tidak bisa berpikir secara normal dan mata terasa sangat berat. Saya tidak bisa menggambarkan emosi saya saat itu, tapi saya merasa semua berjalan sangat cepat dengan emosi yang sangat datar. Menurut keterangan (E), (NL) ada di kamar saya selama 4 jam.

Setelah (NL) memperkosa saya, ia pun pulang. Saya bangun pagi dengan kondisi linglung dan menuju rumah adik saya yang tidak jauh dari rumah saya untuk melakukan tes covid karena besoknya kami akan kembali ke Jawa.

Adik saya melihat kondisi saya sangat tidak wajar, tahu sesuatu yang buruk terjadi pada saya, adik saya memakaikan saya jaket dan langsung menuju ke rumah sakit untuk tes covid.

Setelah bercerita tentang kronologi yang saya alami, adik saya menyuruh saya untuk lapor polisi, tetapi saya takut karena saya tahu salah satu dari mereka merupakan anak pejabat dan saya tidak punya keluarga di Labuan Bajo.

Saya kembali ke rumah dan bertanya kepada (E) tentang kronologi kejadian semalam, (E) menjawab wajar jika seseorang mabuk berhubungan sexual dengan beberapa pria, kita sudah sama-sama dewasa.

Baca Juga :Manggarai Barat Lapor Warga">BKH Sorot Kasus Bupati Manggarai Barat Lapor Warga

Melapor ke Polres Manggarai Barat
Keesokan harinya di bandara saya tiba-tiba menangis histeris dan saya membatalkan tiket saya dan melaporkan kejadian ini kepada polisi.

Setelah melapor saya langsung divisum, tapi ada hal janggal lainnya, polisi mempersulit saya mendapatkan tes urine (narkoba).

Saya pun bersikeras jika tes urine tidak masuk ke dalam visum maka tes akan saya lakukan secara mandiri karena saya berhak tahu apa yang ada di tubuh saya.

Setelah argumen panjang, polisi yang mendampingi saya akhirnya berkata bahwa atasannya mengizinkan saya melakukan tes urine karena bukan kewenangannya untuk memutuskan hal tersebut.

Proses visum belum selesai, polisi yang mendampingi saya sudah pulang lebih dulu. Setelah melakukan tes urine, perawat berkata kepada saya bahwa ada sedikit masalah dan hasil tes urine bisa dilihat saja dalam surat visum.

Setelah hampir sebulan akhirnya visum keluar, surat yang tampak tidak formal tersebut, menurut penyidik menunjukan hasil negatif. Hasil tes urine tidak ada dalam surat visum dan tidak ada kejelasannya sampai hari ini.

Menurut penyidik memar-memar pada tubuh saya dan memar di vagina tidak cukup untuk membuktikan adanya pemerkosaan. Saya juga mengalami kesulitan bernafas selama kurang lebih selama 10 hari.

(HB dan AP) juga tidak pernah diperiksa secara formal karena nama mereka tidak pernah muncul dalam surat perkembangan kasus. Padahal (HB) yang mengatur dan memfasilitasi pertemuan. (AP) ada di teras sampai larut malam dan melihat semua kejadian.

Baca Juga :Benny Harman: PDIP Itu Condong ke Kiri, Demokrat di Tengah

Melapor ke Komnas Perempuan
Saya melaporkan kejadian ini kepada Komnas Perempuan tetapi tidak ada paralegal, aktivis, atau lembaga yang mendukung orang-orang seperti saya di Labuan Bajo. Sehingga akhirnya saya memutuskan untuk bekerjasama dengan seorang pengacara.

Pengacara saya yang awalnya sangat optimis kembali kepada saya dan menyarankan untuk lebih baik mediasi saja. Merasa kecewa saya menarik kuasa saya.

Komisioner Komnas Perempuan juga sudah menulis surat kepada Kapolres dan tim penyidik terkait kasus yang saya hadapi, bahwa benar saya diperkosa, tetapi surat itu tidak pernah ditanggapi.

Pengacara saya yang ke 2 menulis surat kepada Kapolda dan Propam di Kupang namun tidak ada kejelasan tentang kasus yang saya alami. Akhirnya saya pun menarik surat kuasa dan mencari pengacara lain.

Telah Bersurat ke Mabes Polri, Propam, LPSK dan Kompolnas
Setelah perjalanan yang panjang, pengacara saya yang ke 3 menulis surat kepada MABES, Propam, LPSK, serta Kompolnas di Jakarta.

Tak lama setelah surat dikirim saya juga mendapat kabar dari kakak saya dan pengacara saya Ibu Siti Sapurah (Ipung) bahwa, salah satu anggota Kompolnas dan Kapolda NTT ingin bertemu saya dan beliau di Jakarta.

Pertemuan ini tampak diatur secara terburu-buru dan saya tidak diperbolehkan tahu apa yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut.

Saya tidak diperbolehkan datang sendiri tetapi harus didampingi pengacara, anehnya juga pertemuan tersebut tidak dilakukan di dalam gedung pemerintahan tetapi ditempat lain.

Saya dan pengacara saya pun akhirnya memutuskan untuk tidak datang ke pertemuan tersebut karena tidak jelas apa yang akan dibahas dan kami pun takut terjebak dalam situasi yang tidak kami inginkan.

Baca Juga :Manggarai Barat Ngaku Sudah Bagikan Lahan Usaha 2 Beserta Sertifikat, Warga Translok : Dia Bohong">Bupati Manggarai Barat Ngaku Sudah Bagikan Lahan Usaha 2 Beserta Sertifikat, Warga Translok : Dia Bohong

Saya juga menjalani assessment dari LPSK dan bertemu dengan psikolog untuk dimintai keterangan. Hasilnya trauma yang saya alami masih terlihat jelas sekalipun peristiwa sudah terjadi 3 tahun yang lalu.

Psikolog mengatakan saya mengalami PTSD akibat peristiwa tersebut, dimana hal ini membuat saya sulit tidur dimalam hari terutama saat hujan turun.

Berharap Pelaku di hukum
Saya berharap kasus ini segera diselesaikan dan kelompok pemerkosa yang saat ini sebagian bekerja sebagai tour guide dan influencer di Labuan Bajo segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.

Dengan perencanaan yang begitu rapi saya berkeyakinan bahwa saya bukanlah korban pertama kelompok pemrkosa ini. Saya berharap jangan ada lagi korban seperti saya.

Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru