Geliat Budidaya Ikan Patin di Kota Amuntai, Sasar Pasar Hingga Kaltim dan Kalbar

Geliat Budidaya Ikan Patin di Kota Amuntai, Sasar Pasar Hingga Kaltim dan Kalbar
- Rabu, 01 Maret 2023 21:52 WIB
Geliat Budidaya Ikan Patin di Kota Amuntai, Sasar Pasar Hingga Kaltim dan Kalbar
Foto: bulat.co.id/Wahyudi
Ridwan saat memberikan pakan ikan patin di kolam miliknya.
bulat.co.id -Pembudidayaan ikan patin atau dalam bahasa latinnya Pangasiidae merupakan salah satu sumber penghasilan warga di Kelurahan Palimbangan, Kecamatan Haur Gading, Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.

Belasan Ton ikan patin dihasilkan dari daerah yang memiliki rawa berbentuk danau cukup luas ini setiap harinya. Selain dijual di wilayah Kalimantan Selatan dan sekitarnya, para peternak ikan patin di Amuntai juga menyasar pasar ke Kalimantan Timur, Kalimantan Barat hingga Puruk Cahu di Kalimantan Tengah.

Salah seorang peternak dan pengusaha ikan Patin Ridwan (54) warga Kelurahan Palimbangan, Kecamatan Haur Gading, Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, sudah menekuni usahanya selama hampir sepuluh tahun lamanya. Banyak tantangan yang sudah dilaluinya selama menekuni bisnis ini.

"Saya beserta keluarga sudah hampir sepuluh tahun menekuni usaha ternak ikan patin ini, dari awalnya coba 2 kolam sekarang sudah ada 7 kolam," ujar Ridwan kepada bulat.co.id saat ditemui tidak lama ini di kediamannya.

Ridwan menjelaskan, ukuran kolam miliknya terbentang 25 x 40 meter untuk satu kolamnya dengan kedalaman kurang lebih 4 meter. Untuk satu kolam memiliki kapasitas tampung sebanyak 20.000 ekor ikan patin.
Baca juga: Wanita Cantik Berwajah Indo Jerman Jadi Pawang Kuda Lumping di Pemalang

Ikan akan dipanen, lanjut Ridwan, setelah 6 hingga 8 bulan lamanya, tergantung besar kecilnya ikan. Dalam sekali masa panen dibutuhkan kurang lebih 35 ton pakan ikan.

"Paling cepat 6 bulan paling lama 8 bulan sudah bisa panen besar. Tergantung dari besarnya ikan di dalam kolam," ujarnya.

Setiap kolam, terang Ridwan, mampu menghasilkan ikan patin sebanyak 17,5 ton saat panen. Harga yang dipatok kepada agen atau pengepul sebesar Rp. 18.500 hingga Rp. 19.500 per kilogramnya.

Pakan yang digunakan merupakan bahan alami berupa Gabok (ampas padi.red) dan ikan asin kering. Sehingga ikan yang dihasilkan sehat serta memiliki kandungan gizi yang alami tanpa bahan kimia.

Keuntungan yang diperoleh juga cukup lumayan, Ridwan mengaku dapat meraup keuntungan 70 hingga 300 juta rupiah.
Baca juga: Kambingnya Dimangsa, Seorang Warga Aceh Timur Nekat Racuni Anak Harimau Sumatera Hingga Tewas

"70 sampai 300 juta rupiah sekali panen, sesuai harga pakan dan harga pasar jual. Dulu masih menggunakan pakan olahan pabrik hasilnya kurang. Sekarang saya produksi sendiri pakannya," cetusnya.

Tantangan terbesar dalam budidaya ikan patin adalah cuaca extrem seperti hujan deras karena mempengaruhi suhu dan kadar keasaman air, pH air serta oksigen.

Advertisement
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru