Unik dan Nyata, di Tegal Poci Teh Dijadikan Sepasang Pengantin

- Kamis, 10 Agustus 2023 09:00 WIB
Unik dan Nyata, di Tegal Poci Teh Dijadikan Sepasang Pengantin
Istimewa

bulat.co.id -TEGAL | Tujuan pernikahan yang menghasilkan sepasang pengantin bernama suami - istri adalah dalam rangka meneruskan keturunan yaitu dengan diberikannyaanak sebagai generasi penerus.

Advertisement

Akan tetapi ada juga yang sudah lama menikah, namun belum juga dikaruniai momongan.

Baca Juga:

Bagi mereka yang sudah lama menikah tetapi belum mendapat keturunan, berbagai cara rela dilakukan. Mulai dari program hamil, hingga melakukan cara-cara tradisional.

Baca Juga :Alasan Massa Ngotot Tolak Geothermal Poco Leok, Singgung Soal Adat

Di Tegal Jawa Tengah, ada kepercayaan tradisi yang berkaitan dengan keturunan tersebut, dengan nama Mantu Poci.

Konon, tradisi Mantu Poci di Tegal ini sudah ada semenjak tahun 1930-an dan berkembang terutama di Desa Sidakaton, Sidapurna, Dukuhturi, Kupu, Lawatan, dan Kepandean yang berada di Kecamatan Dukuhturi, Tegal.

Ada juga sumber yang mengatakan bahwa tradisi ini digelar di daerah pesisir Utara seperti Tegalsari, Muarareja, Tunon, Cabawan, dan Margadana.

Dikutip dari tulisan Syamsul Bakhri dalam Jurnal Analisa Sosiologi (2018), asal muasal tradisi Mantu Poci berawal dari sepasang calon pengantin yang melarikan diri dari Desa Sidakaton, karena alasan tidak mau dijodohkan oleh kedua orang tuanya.

Pasalnya mereka sudah mempunyai pilihannya pasangannya masing-masing.

Akibatnya, rencana pernikahan yang tinggal hitungan hari tersebut menjadi kacau dan tuan rumah merasa malu, di tengah kekacauan itu ada seorang warga yang memberikan solusi untuk tetap melaksanakan pesta pernikahan menempuh yang gagah tersebut, dengan cara mengganti pasangan pengantin yang kabur, dengan menggunakan sepasang Poci teh (poci buat wadah minuman teh) sebagai pengganti calon pengantin yang meninggalkan pesta pernikahan yang telah disiapkan.

Peristiwa terjadinya mantu Poci ini pada awalnya dimaksudkan untuk menutupi rasa malu lantaran calon pengantinnya kabur, akan tetapi dengan berjalannya waktu tradisi ini berubah menjadi semacam ritual pengharapan agar pasangan suami-istri cepat diberikan momongan.

Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru