Jepang Jadi Negara Paling Banyak Beri Utang ke Indonesia

- Rabu, 24 Mei 2023 13:00 WIB
Jepang Jadi Negara Paling Banyak Beri Utang ke Indonesia
Istimewa

bulat.co.id - Bank Indonesia (BI) mencatat Jepang menjadi negara pemberi utang terbesar untuk Indonesia per Maret 2023, sedangkan China berada di urutan keempat.

Advertisement

Baca Juga:

Jepang menduduki urutan pertama dengan pinjaman sebesar US$8,5 miliar atau setara Rp127,1 triliun. Angka ini naik dari bulan sebelumnya sebesar US$8,4 miliar.

Dilansir dari CNN Indonesia, Rabu (24/5/23), setelah Jepang, ada Jerman yang meminjamkan US$3,8 miliar atau sekitar Rp57,6 triliun kepada RI. Lalu, Prancis yang meminjamkan US$2,4 miliar atau setara Rp35,8 triliun.

Baca Juga: Tagih Hutang Pinjol, Seorang Pria di Karanganyar Tewas Dibunuh Teman Sendiri

Sedangkan China menduduki posisi keempat negara pemberi utang terbesar RI dengan pinjaman US$1,3 miliar alias Rp20,4 triliun. Disusul Australia di tempat kelima dengan pinjaman yang diterima sebesar US$1,1 miliar atau setara Rp17,1 triliun.


Berikut 10 negara pemberi utang terbesar kepada Indonesia per Maret 2023:

1. Jepang US$8,5 miliar (Rp127,1 triliun)

2. Jerman US$3,8 miliar (57,6 triliun)

3. Prancis US$2,4 miliar (Rp35,8 triliun)

4. China US$1,3 miliar (Rp20,4 triliun)

5. Australia US$1,1 miliar (Rp17,1 triliun)

6. Korea Selatan US$867 juta (Rp12,9 triliun)

7. Amerika lainnya US$809 juta (Rp12 triliun)

8. Singapura US$513 juta (Rp7,6 triliun(

9. Eropa lainnya US$354 juta (Rp5,2 triliun)

10. Hong Kong US$317 juta (Rp4,7 triliun)

Adapun data BI mencatat statistik utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal I 2023 menembus US$402,8 miliar atau setara Rp5.961,4 triliun (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS). Angka ini terkontraksi 1,9 persen (year on year/yoy) melanjutkan tren kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 4,1 persen yoy.

Sementara itu, posisi ULN pemerintah pada kuartal I 2023 mencapai US$194,0 miliar atau kontraksi 1,1 persen yoy. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan kontraksi pada kuartal sebelumnya yang mencapai 6,8 persen yoy.


Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru