Jokowi Bahas IKN hingga Kereta Cepat ke Surabaya saat Bertemu Menlu China

Redaksi - Kamis, 18 April 2024 11:46 WIB
Jokowi Bahas IKN hingga Kereta Cepat ke Surabaya saat Bertemu Menlu China
Istimewa
bulat.co.id - JAKARTA | Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Istana Kepresidenan, Jakarta, hari ini, Kamis (18/4/24).

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan kepada Wang Yi pentingnya kedua negara meningkatkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.

Advertisement

"Bapak Presiden menyoroti di bidang perdagangan misalnya, volume atau nilai terus meningkat dan kita melihat terus lebih seimbang. Jadi sudah sangat lebih seimbang dilihat dari perdagangan bilateral dua negara. Bapak Presiden juga mengharapkan terus dilakukannya pembukaan akses pasar produk Indonesia ke RRT termasuk penyelesaian protokol untuk impor produk pertanian dan perikanan Indonesia," kata Menlu RI Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/4/24).

Baca Juga:

Presiden Jokowi, kata Retno, juga mendorong kerja sama pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) termasuk untuk moda transportasi.

"Selain itu Bapak Presiden bicara mengenai masalah kereta cepat Jakarta-Bandung dan mendorong adanya alih teknologi, serta perlu percepatan penyelesaian studi kelayakan untuk perpanjangan trase ke Surabaya," kata Retno.

Presiden Jokowi, kata Retno, juga mendorong implementasi proyek strategis di kawasan industri Kaltara khususnya untuk investasi di bidang petrokimia.

Dalam pertemuan tersebut, lanjut Retno, Presiden Jokowi juga menyinggung mengenai masalah ketahanan pangan. Menurut Presiden pentingnya meningkatkan kerjasama pertanian dua negara. Dalam hal ini padi, holtikultura dan juga durian.

Selain itu, Presiden Jokowi, kata Retno, juga menyampaikan kepada Wang Yi terkait dengan situasi di Timur Tengah. Presiden, kata Retno, menekankan tidak ada pihak yang ingin melihat adanya eskalasi.

Presiden Jokowi, lanjut Retno, juga menyampaikan bahwa Indonesia terus melakukan komunikasi diplomatik dengan berbagai pihak termasuk Iran dan Amerika Serikat.

"Di dalam komunikasi tersebut Indonesia menekankan tiga hal. Yang pertama pentingnya menahan diri. Yang kedua, pentingnya terjadi de-eskalasi. Dan yang ketiga, meminta negara-negara untuk menggunakan pengaruhnya untuk menghindari terjadinya eskalasi," ungkapnya.

Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru