Cerita Driver Ojol Lolos ke DPRD Solo Meski Bertarung di 'Dapil Neraka

Redaksi - Kamis, 07 Maret 2024 15:30 WIB
Cerita Driver Ojol Lolos ke DPRD Solo Meski Bertarung di 'Dapil Neraka
Istimewa
bulat.co.id - SOLO | Seorang calon legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dapil 5 Kota Solo, Mukti Junianto berhasil menempatkan namanya di DPRD Solo.

Pria yang bekerja sebagai ojek online (ojol) ini berhasil mendulang 2.058 suara di Dapil Jebres yang dikenal sebagai 'Dapil Neraka'.

Advertisement

Keberhasilan mendulang lebih dari 2.000 suara selama pelaksanaan Pemilu 2024 menjadi momen manis bagi Mukti. Apalagi, sejak setahun terakhir, dirinya bekerja secara penuh sebagai ojol.

Baca Juga:

Mukti mengungkapkan dirinya sebenarnya sempat bekerja di Politeknik ATMI Surakarta sebagai pekerja las. Menjadi ojek online hanya sekadar mengisi waktu.

"Dulu bekerja di ATMI, sebagai pekerja ngelas. Ya biasanya dari sekolah itu ada PKL, saya ngajarin praktik, tapi bukan tenaga pendidik," katanya.

Pada tahun 2019, dirinya memutuskan untuk terjun ke politik. Dirinya mengawali karier politik dengan menjadi relawan Pro Jokowi (ProJo).

"Dulu awalnya jadi relawan di Projo. Lalu dua tahun berselang gabung ke PSI karena Pak Jokowi (Joko Widodo) kurang ada yang bela, kenapa kok saya tidak masuk politik ya," katanya ditemui di kediamannya, Kamis (7/3/24).

Warga Pucangsawit, Jebres, Solo itu mengaku setelah fokus pada dunia politik ia keluar dari pekerjaannya dan hanya mengandalkan diri dari penghasilan ojek online. Dia mengakui, uang dari ojol tidak sebanyak sewaktu dia berada di ATMI.

"Saya keluar sejak tahun lalu itu ya bergantung pada ojek online. Biasanya mangkal di daerah UMS karena banyak yang sekolah jadi cukup ramai," bebernya.

Selain dari penghasilan Ojol, Mukti menyebut bahwa dirinya dari menerima panggilan mengelas dan penghasilan istri dari usaha binatu.

"Ya menutup kebutuhan dengan penghasilan ketika diminta mengelas dan penghasilan istri. Penghasilan istri dari usaha laundry biasanya sekitar Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta," bebernya.

Dirinya mengaku, ketika memutuskan keluar dari pekerjaannya itu sempat mendapat pertentangan dari keluarga dan teman-temannya. Pihak keluarga meminta dia untuk memikirkan terlebih dahulu keputusan itu.

"Dari perusahaan juga jangan, nyaleg itu bukan mainan. Sebenarnya juga eman-eman, Istri juga tanya. Bapak bilang pikirkan dulu. Politik kejam, kamu orang baru, orang tuamu siapa," ucapnya.

Namun setelah lolos ini, Mukti berencana mengambil komisi 4 bidang kesejahteraan rakyat. Dirinya ingin memastikan semata warga tidak mampu menerima bantuan.

"Saya maju karena ingin memastikan hal semua warga tidak mampu menerima bantuan pangan dan KIS. Makanya saya ambil di komisi 4," pungkasnya.

Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru