Pemkab Toba Jemput Pelajar yang Lumpuh Untuk Jalani Pengobatan di RSUD Porsea

Andy Liany - Minggu, 17 Maret 2024 10:55 WIB
Pemkab Toba Jemput Pelajar yang Lumpuh Untuk Jalani Pengobatan di RSUD Porsea
internet
Pemkab Toba Jemput Pelajar yang Lumpuh Untuk Pengobatan
bulat.co.id - Daniel Sibarani hanya bisa terduduk di rumahnya. Jika sudah lelah, dia berusaha menggerakkan bagian tubuhnya untuk sekadar menelentangkan tubuh.

Semua kebutuhan dan aktivitasnya dibantu oleh ayahnya, Budiman Sibarani.

Advertisement

Mulai dari mandi, berganti pakaian hingga urusan buang air kecil dan buang air besar. Makannya juga harus siap hidang.

Baca Juga:

Begitulah kondisi anak berusia 15 tahun ini sejak Agustus tahun lalu.

Hingga kini, warga Siraituruk Pasir, Desa Patane IV, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba ini tidak bisa menggerakkan bagian tubuhnya sebagaimana biasanya, nyaris lumpuh total dan tak berdaya.

Ayahnya bercerita, penderitaan Daniel Sibarani bermula pada 13 Agustus 2023 lalu, saat itu dirinya asyik berenang bersama beberapa temannya di Pantai Pasir Putih, Porsea.

Sebagaimana anak remaja di Danau Toba, Daniel Sibarani atraksi salto sambil berenang. Saat itu punggung dan rusuknya terasa sakit hingga tubuhnya tak berdaya, beruntung dia diselamatkan oleh temannya.

"Saat itu langsung kami bawa ke Rumah Sakit Parparean (RSUD Porsea). Sempat dirawat di sana selama 3 hari. Tapi selama di sana dia tidak betah, seolah ada yang mengganggu dan terus meminta pulang," kata Budiman menjelaskan awal mula penderitaan anak sulungnya itu kepada awak media pada Jumat (15/03/2024).

"Waktu pertama-tama itu, disentuh dikit saja badannya langsung kesakitan," lanjut ayahnya.

"Setelah pulang dari rumah sakit dia sempat kesurupan di sini (di rumah)," ibunya, Sannaria Sinambela, melanjutkan.

Setelah perawatan selama 3 hari di rumah sakit itu, orang tuanya beberapa kali membawa Daniel berobat alternatif, termasuk obat kampung.

Namun hasilnya tidak menunjukkan perobahan signifikan. Daniel tetap saja lumpuh, tidak mampu menggerakkan beberapa bagian tubuhnya, terutama pada bagian pinggang.

Sejak penderitaan itu pula pendidikan Daniel Sibarani agak terganggu, sebab dia tidak lagi bisa ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran sebagaimana biasanya. Dia juga tidak lagi bisa bermain bersama teman sebaya.

"Tugas-tugas sekolahnya dikirim lewat WA, PR-nya juga dikirim dari WA," kata ayahnya menyoal cara anaknya mengikuti pendidikan di sekolah.

Beberapa waktu lalu, kondisi Daniel Sibarani tersiar lewat media sosial hingga menarik perhatian masyarakat, tak luput juga pemerintah Kabupaten Toba.

Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru