Upaya Pemerintah Manggarai Barat Menekan Kasus Kanker Serviks

Jumlah kasus kanker serviks di kabupaten Manggarai Barat 5 tahun terakhir; Tahun 2020: 18 kasus, Tahun 2021: 22 kasus, Tahun 2022: 16 kasus, Tahun 2023: 27 kasus, Tahun 2024: 19 kasus.
Sementara itu kasus kanker serviks di Nusa Tenggara Timur [NTT] dalam tiga tahun terakhir [2022-2024], 971 perempuan di provinsi NTT didiagnosa menderita kanker serviks, dan 65 di antaranya meninggal dunia. Provinsi NTT memiliki angka kejadian baru kanker serviks sebesar 0,71%.
Baca Juga:
- Mawatu Resort Bangun Tanggul di Luar Lokasi yang Berizin, Menteri KKP: Nanti Kita Segel
- Wabup Weng Ingin Manggarai Barat Jadi Contoh Bagi Kabupaten Lain Dalam Memerangi Kanker Serviks
- Soroti Proyek Parapuar, Ino Peni; Jangan Sampai Kita Gonggong ke Pengusaha, Pemerintah Sendiri Tidak Bayar Upah Pekerja
Kanker Serviks menjadi salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Secara nasional, sebanyak 21 ribu perempuan di Indonesia meninggal karena Kanker Serviks, tiap tahunnya.
Dikutip dari laman resmi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Kanker leher rahim atau Kanker Serviks Merupakan kondisi ketika permtumbuhan sel sel ganas pada leher rahim /serviks yang tidak terkendali. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi persisten Human Papiloma Virus [HPV] onkogenik.
Berdasarkan kaitanya dengan kanker leher rahim dan lesi pra-kanker, HPV dikelompokkan menjadi tipe resiko tinggi atau high-risk and risiko rendah atau low risk. Lebih dari 75% kasus kanker leher rahim disebabkan oleh HPV risiko tipe 16 dan 18.
Upaya yang Dilakukan
Dinas Kesehatan kabupaten Manggarai Barat telah berupaya mencegah bertambahnya kasus kematian perempuan akibat kanker serviks.
"Dari dinas kemarin ada buat telaah staf untuk mengadakan vaksin HPV," kata Deti pada Selasa, 27 Mei 2025.
Selain itu Dinas Kesehatan kabupaten Manggarai Barat telah mengajukan permohonan dana untuk pengadaan vaksin kanker serviks.
"Untuk anggaran pemeriksaan tidak ada. Paling yang ada hanya BMHP HPV DNA untuk pemeriksaan seperti Pap Smear. Karena pengadaan bahan habis pakai. Dengan untuk kirim sampelnya, hanya itu saja. Untuk tahun 2024 tidak ada anggaran. Kalau tahun 2025 ada, sebanyak Rp.434.885.000 untuk program Penanganan Pelayanan Inspeksi Vagina Asam Aseta [IVA]," jelas Ursula Nijam, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengedalian Penyakit Dinas Kesehatan kabupaten Manggarai Barat.
Dari anggaran tersebut, kata Ursula, akan diperioritaskan untuk 4 Puskesmas, yaitu;
1. Puskesmas Labuan Bajo, 100 sasaran pelayanan
2. Puskesmas Batu Cermin, 250 sasaran pelayanan
3. Puskesma Golo Mori, 75 sasaran pelayanan
4. Puskesmas Benteng, 25 sasaran pelayanan.
"Karena dia [kanker serviks] ada vaksin khususnya itu untuk anak anak kelas 5 dan 6 SD. Itu rutin dilakukan sejak 2023. Khususnya sekolah sekolah di kota Labuan Bajo. Itu masuk dalam program imunisasi anak anak sekolah. Kalau itu gratis. Kalau untuk orang dewasa selama berbayar, karena belum ada pengadaan dari pemerintah," lanjutnya.
Kata dia, untuk orang dewasa yang mau Vaksin terlebih dahulu harus diperiksa pas mear- nya. Kalau pap smear-nya negatif baru bisa diberi vaksin, kalau positif kita rujuk ke rumah sakit.
Peran Tenaga Medis di Puskesmas Sangat Penting
"Kalau yang dilakukan oleh Puskesmas hanya sebatas IVA [ Inspeksi Vagina Asam Aseta], nanti kalau positif IVA-nya, kita lakukan krayo terapi sebelum dilanjutkan ke Pap Smear," jelas Detia.
Lanjut Deti, "Krayo Terapi itu kita pakai hidrogen. Nanti di [alat kelamin] disemprot hidrogen itu, bikin beku itu kuman. Nanti kita tunggu beberapa menit, setelah itu kita lihat perubahannya, kalau misalnya masih tetap positif IVA-nya, nanti baru kita kirim untuk Pap Smear. Kita takut ke arah Kanker,"
Deti akui lembaganya tidak dapat mengontrol secara maksimal para pasien karena pasien tidak melapor setelah terdiagnosa kanker serviks.
"Misalnya pasien itu IVA positif, kemudian kami kirim ke rumah sakit, sayangnya, setelah pasien pasien itu terdiagnosa kanker, mereka tidak lagi kembali ke Puskesmas. Jadi kami tidak ada data bahwa pasien kanker itu berapa. Kaget kaget meninggal,"
Pemeriksaan hanya bisa dilakukan di rumah sakit, setelah ada rujukan dari Puskesmas karena IVA nya positif.
"Kita di sini [Puskesmas] memang tidak ada Chemotherapy, misalkan setelah terdiagnosa bisa diradiasi. Memang tidak dilakukan di sini karena kita tidak punya fasilitasnya. Di RSUD Komodo dan juga Siloam juga belum ada. Sehingga harus dirujuk ke Bali. Jadi kami tidak tahu kondisi pasien itu setelah dirujuk untuk Pap Smear,"
"Kami memang sudah memulai, karena memang sasaranya kan kepada yang sudah melakukan hubungan seks," kata Kepala Puskesmas Batu Cermin, Vinsensius Paul pada Sabtu, 28 Mei 2025.
Puskesmas Batu Cermin juga telah melaksanakan program rutin kami tes IVA. Program tersebut masuk dalam program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular [PTM].
"Kita juga ada kelas ibu hamil, kita edukasi di situ juga. Kami juga ke sekolah sekolah untuk memberi edukasi. Kami juga edukasi kepada calon pengantin baru yang mau nikah," katanya.
"Upaya lain untuk mencegah kanker serviks adalah pertama, tidak boleh berhubungan seks bebas, kedua jaga kebersihan daerah kewanitaan," tutup Deti Tala.
Upaya lain yang dilakukan oleh Puskesmas Batu Cermin adalah sosialisasi kepada calon pengantin baru.
"Yang kami lakukan itu salah satunya penyuluhan resproduksi di calon pengantin, remaja, di Posyandu remaja dan di Sekolah - sekolah," kata Aloysia Diani Bangur, Kordinator Puskemas Batu Cermin. Selasa, 3 Juni 2025.
Selain itu, Diani juga giat melakukan skrining PTM untuk pegawai di kantor kantor dan organisasi wanita.
Hambatan yang dialami
"Hambatan yang kami alami, khususnya di Puskesmas, kebanyakan Ibu ibu, tidak mau diperiksa bagian bawahnya, susah sekali. Itu butuh pendekatan khusus, tapi itu pun tidak semua orang, setelah kita sudah ngobrol, kita beri edukasi, kebanyakan mereka kalau tidak ada rasa sakit, mereka tidak mau periksa," jelas Deti.
Soal edukasi, lanjut Deti para Bidan di Puskesmas selalu melakukannya. Setiap ada pelayanan di masyarakat, saat Posyandu atau kegiatan lain, selalu dilakukan.
"Kalaupun ada pemeriksaan IVA gratis, tetap saja jarang ada masyarakat yang mau datang" katanya.
Bahkan Deti menceritakan pengalamannya ketika pelayanan di Puskesmas Bari, kecamatan Mancang Pacar. "Kami telah menyediakan satu rumah warga, kita siapkan khusus. Yang datang waktu itu tidak sampai sepuluh orang. Padahal sudah diumumkan, ini juga pemeriksaan gratis. Kami tidak pungut biaya,"
Menurutnya kesadaran masyarakat masih kurang. "Entah lah, apakah mereka malu atau menganggap kanker serviks ini sebagai sesuatu yang tabu? Padahal ini salah satu penyakit yang mematikan,"
Kata Deti, setiap tahun, orang yang melakukan pemeriksaan itu orang orang yang sama.
"Jujur, saya juga kadang kadang takut untuk diperiksa. Bukan malu tapi takut ternyata terdiagnosa, kita bisa stres. Mungkin itu juga yang dialami oleh masyarakat,"
Tenaga medis di Puskesmas juga, kata Deti, melakukan pemeriksaan ketika pasang KB.
"Kalau sebelumnya memang kita tidak turun langsung ke masyarakat, mungkin karena masyarakat tidak mau antri atau juga tidak punya waktu untuk ke Puskesmas, jadi kita jemput bola. Kita turun ke masyarakat, ke kantor kantor," kata Diani Bangur, Kordinator Puskesmas Batu Cermin.
Hambatan lain yang dialami oleh Puskesmas di kota Labuan Bajo adalah minimnya ketersediaan sarana dan prasarana.
"Untuk Pap Smear, rumah sakit di Labuan Bajo, RSUD Komodo dan Siloam hanya mengambil sampel lalu dikirim ke Bali, untuk deteksi Kanker, kata kepala Puskesmas, Vinsensius Paul.
Di Puskesmas Batu Cermin, juga belum ada tempat tidur untuk fasilitas pemeriksaan.
"Di Puskesmas Batu Cermin memang belum ada fasilitas, karena untuk skrining, kita butuh tempat tidur yang bisa dibawa kemana mana," kata Kordinator Puskesmas Batu Cermin, Aloysia Diani Bangur.
Untuk Puskesmas Batu Cermin, dari tahun 2024 satu yang dinyatakan positif IVA. "Itu pun yang melakukan pemeriksaan hanya sepuluh orang. Mungkin lebih dari itu kalau banyak yang melakukan pemeriksaan," pungkas Diani.
Kolaborasi dengan PT. Bio Farma
Pemerintah kabupaten Manggarai Barat berkomitmen menjadi kabupaten pertama di provinsi Nusa Tenggara Timur yang menangani Kanker Serbiks sejak dini.
"Mari kita jadikan Manggarai Barat sebagai contoh bagi Indonesia dalam memerangi kanker serviks. Zero HPV, Zero Kanker Serviks bukan hanya slogan, tapi tujuan nyata yang harus kita raih bersama," ajak Wakil bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng ketika membuka kegiatan sosialisasi Pencegahan Kanker Serviks pada Jumat, 23 Mei 2025, lalu.
Wabup Weng juga mengapresiasi dukungan PT Bio Farma (Persero) dan PT CML Metro Medika dalam penyediaan vaksin serta teknologi kesehatan, serta Kementerian Kesehatan dan Pemprov NTT yang mendorong program ini sebagai bagian dari gotong royong nasional. "Sinergi ini bukti nyata komitmen kita untuk menyelamatkan generasi perempuan dari ancaman yang bisa dicegah."
Weng berharap, gerakan ini menjadi langkah konkret menekan angka kematian perempuan akibat kanker serviks, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan melalui vaksinasi dan deteksi dini.
"Jadi PT Biofarma ini adalah BUMN yang bergerak di bidang vaksin sehingga nanti bapak ibu kedepannya ada yang kekurangan vaksin atau merasa kesulitan mencari vaksin atau apapun itu, jadi Vaksin seperti yang sekarang akan kita bahas, vaksin kanker serviks kemudian vaksin Hepatitis ataupun vaksin demam berdarah kemudian vaksin influenza atau vaksin rabies atau sekarang sedang sulit di kami yaitu vaksin sabu itu bisa menghubungi kami Karn adalah perpanjangan pangan dari PT Biofarma," jelas Chatarina Sigit yang juga Owner pada PT CML Citra Medika sekaligus distributor resmi dari PT Biofarma.

Mawatu Resort Bangun Tanggul di Luar Lokasi yang Berizin, Menteri KKP: Nanti Kita Segel

Wabup Weng Ingin Manggarai Barat Jadi Contoh Bagi Kabupaten Lain Dalam Memerangi Kanker Serviks

Soroti Proyek Parapuar, Ino Peni; Jangan Sampai Kita Gonggong ke Pengusaha, Pemerintah Sendiri Tidak Bayar Upah Pekerja

Wabup Weng Titip Pesan ke 78 Calon Jemaah Haji, Ceritakan kepada Semua Orang Bahwa Labuan Bajo Itu Surga Dunia

Pagar Laut Mawatu Resort di Luar Lokasi yang Berizin, KKP Akan Tindak Tegas
